Mataram (ANTARA) - Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini diperingati pada 15 September 2024, bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Masyarakat di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), biasa merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut sebulan penuh secara bergantian.
Dari rangkaian kegiatan tersebut, ada kegiatan yang dinamakan rebaq jangkeh . Rebaq jangkeh berasal dari bahasa suku Sasak di Pulau Lombok, NTB. Rebaq artinya jatuh, sedangkan jangkeh berarti tungku untuk memasak yang berbuat dari tanah liat.
Jadi, rebaq jangkeh memiliki arti menjatuhkan tungku memasak. Maknanya, kegiatan atau acara besar yang dilaksanakan baik secara perseorangan maupun kelompok masyarakat sudah berakhir.
Acara besar itu diartikan masyarakat di Pulau Lombok seperti acara selamatan saat sunatan, pernikahan, hajatan, dan ditutup dengan rebak jangkeh. Kegiatan ini biasa dikemas dengan rekreasi ke sejumlah objek wisata untuk menghilangkan lelah setelah menggelar hajatan.
Sementara saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan masyarakat menggelar sejumlah kegiatan dan acara besar untuk berzikir, berdoa, berkumpul, silaturrahim, serta makan-makan bersama.
Hingga saat ini perayaan Maulid Nabi di Pulau Lombok digelar secara besar-besaran, di antaranya di Kota Mataram. Salah satu wilayah yang melaksanakan tradisi perayaan Maulid Nabi selama satu bulan penuh dan ditutup dengan tradisi rebaq jangkeh ada di Kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.
Kelurahan Dasan Agung memiliki 13 lingkungan, meliputi Lingkungan Muhajirin Lingkungan Bawak Bagek Utara, Lingkungan Bawak Bagek Selatan, Lingkungan Otak Desa, Lingkungan Perigi, Lingkungan Pejeruk Barat, Lingkungan Pejeruk Timur, Lingkungan Gapuk Utara, Lingkungan Gapuk Selatan, Lingkungan Gapuk Tengah, Lingkungan Arong-Arong Barat, Lingkungan Arong-Arong Timur, dan Lingkungan Darul Hikmah.
Perayaan Maulid Nabi
Memasuki bulan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, setiap lingkungan di kelurahan itu melaksanakan perayaan besar-besaran secara bergantian hingga bulan Maulid berakhir. Khusus untuk lingkungan pemekaran, seperti Lingkungan Pejeruk Barat dan Lingkungan Pejeruk Timur perayaan Maulid Nabi dilaksanakan dalam waktu bersamaan.
Pada perayaan Maulid Nabi setiap rumah tangga menyiapkan dan menghidangkan makanan yang akan dibawa ke masjid untuk disajikan, dan makanan untuk para tamu yang datang ke rumah.
Untuk perayaan di masjid, satu keluarga akan mengantarkan makanan atau dulang sebanyak tiga kali dengan menu berbeda. Pertama, disebut dulang penyampah atau makanan untuk sarapan yang berisi jajanan tradisional seperti jajan rasun, jajan pangan lembut dan pesak (jajan sejenis dodol hitam lembut dan kasar), tarek, keciprut, ladran, kaliadem, dan jajan tradisional lainnya. Dulang diantarkan warga ke masjid sekitar pukul 08.00 sampai 09.30 WITA.
Kedua, dulang nasi atau makanan yang diantarkan warga setelah dulang penyampah sekitar pukul 10.00 sampai 12.30 WITA untuk makan siang para tamu setelah shalat zuhur.
Seperti namanya, dulang nasi berisi nasi serta lauk pauk dengan 10 macam yang disajikan dalam satu nampan besar dan lauknya menggunakan piring.
Ketiga, dulang penamat diantar warga sebelum masuk azan shalat ashar, sebab dulang penamat akan dihidangkan untuk tamu-tamu setelah proses penutupan rangkaikan peringatan Maulid Nabi di satu lingkungan.
Dulang penamat berisi buah-buahan, jajan tradisional, dan bagian atas ditutup dengan menggunakan jajan angin-angin (terbuat dari ketan dicetak tipis serta rengginang warna merah atau putih.
Sebelum dulang penamat dibagi ke tamu, kegiatan rangkaikan perayaan Maulid Nabi ditutup dengan kegiatan Khataman Al Quran, selakaran, dan ngurisan (cukur rambut bayi).
Pembagian dulang penamat kepada para tamu yang berasal dari tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kelurahan Dasan Agung menjadi rangkaian terakhir dari perayaan maulid dalam satu lingkungan di kelurahan tersebut.
Rebaq jangkeh
Beberapa hari setelah perayaan inti Maulid Nabi Muhammad SAW, warga menggelar acara rebaq jangkeh yang menjadi penanda semua rangkaikan perayaan Maulid Nabi Muhammad sudah berakhir.
Dalam kegiatan rebaq jangkeh masing-masing lingkungan melaksanakan dengan cara yang berbeda-beda, namun tetap melibatkan semua warga di lingkungan setempat mulai dari anak-anak, remaja, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, hingga lansia, ikut serta pada acara tersebut.
Ada lingkungan yang menggelar kegiatan rebaq jangkeh dengan arak-arakan dengan berbagai miniatur hewan, kendaraan, dan lainnya untuk diarak keliling Kelurahan Dasan Agung dengan jarak tempuh sekitar 2,5 kilometer.
Dari 13 lingkungan di Kelurahan Dasan Agung, Lingkungan Perigi menggelar kegiatan rebaq jangkeh terakhir pada Sabtu (12/10/2024) dengan melihatkan ratusan warganya yang dikemas dalam pawai rebaq jangkeh.
Dari sekian banyak kegiatan yang dikemas dalam tradisi rebaq jangkeh, satu hal sama yang dilakukan setiap warga dalam kegiatan rebaq jangkeh adalah dirangkaikan dengan membawa uang selawat.
Uang selawat yang dibawa warga tersebut dirangkai sedemikian rupa hingga menjadi sebuah kreasi yang menarik sehingga membuat anak-anak geger (semangat) untuk ikut baik dengan menggunakan sepeda, skuter, atau berjalan kaki. Setelah berpawai berkeliling desa, uang selawat akan dikumpulkan di masjid.
Begitu tiba di masjid, setiap peserta pawai akan menyerahkan uang selawat yang dibawa kepada petugas yang telah ditunjuk. Uang selawat itu digunakan untuk berbagai kebutuhan di masjid masing-masing.
Untuk memotivasi warga agar turut serta dalam pawai rebaq jangkeh di Lingkungan Perigi, panitia biasa menghadirkan salah satu musisi religi lokal beserta jamaah zikir zaman yang ditempatkan pada tengah barisan membuat para jamaah pawai rebaq jangkeh tidak terasa sudah berjalan cukup jauh.
Pawai rebaq jangkeh berbaris rapi sesuai tema. Pertama, barisan peserta bekuda, selanjutnya tokoh agama, para remaja, serta ibu-ibu majelis ta'lim yang menggunakan seragam khas. Kemudian, barisan dulang penamat dilengkapi uang selawat, dan terakhir barisan pelengkap yang merupakan barisan orang tua yang membawa bayi, balita, dan anak-anak.
Bagian depan dan belakang peserta pawai rebaq jangkeh juga diiringi lagu-lagu religius dari pengeras suara untuk menambah semarak kegiatan tersebut.
Tradisi rebaq jangkeh ini diharapkan bisa terus dilestarikan sebagai salah satu warisan leluhur. Ke depan tradisi rebaq jangkeh bisa dikemas lebih menarik dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Berita Terkait
PJ Gubernur: UMK 2025 untuk 10 kabupaten/kota di NTB naik 6,5 persen
Rabu, 18 Desember 2024 17:00
Mataram masuk level waspada curah hujan tinggi
Rabu, 18 Desember 2024 16:53
Siswa di Mataram dapat edukasi tentang Kota Tua Ampenan
Rabu, 18 Desember 2024 16:45
LPA ajak masyarakat di Mataram lindungi anak dari ancaman kekerasan
Rabu, 18 Desember 2024 12:05
Alat pendeteksi kesehatan pohon diperlukan di Mataram
Rabu, 18 Desember 2024 10:49
Jaga keamanan, Desk Nataru 2025 disiapkan di Mataram
Rabu, 18 Desember 2024 10:40
Revitalisasi Pantai Ampenan Mataram selesai sesuai kontrak
Selasa, 17 Desember 2024 15:52
Nelayan terdampak cuaca ekstrem di Mataram dapat bantuan 2 ton beras
Selasa, 17 Desember 2024 14:16