Setwapres gali informasi upaya pemulihan ekonomi pascagempa NTB

id Setwapres Indonesia,Gempa Lombok,Bank Indonesia,OJK NTB

Setwapres gali informasi upaya pemulihan ekonomi pascagempa NTB

Tim Setwapres dan instansi vertikal dan pemerintah daerah di NTB berkomitmen melakukan percepatan pemulihan perekonomian NTB pascagempa. (Ist) (1)

Mataram (Antaranews NTB) - Pengembangan destinasi wisata dan pemulihan ekonomi pascagempa bumi Lombok masih menjadi isu strategis. Tidak hanya bagi para pemangku kebijakan daerah di Nusa Tenggara Barat, tetapi juga pemerintah pusat.

Hal itu terkait potensi yang dimiliki oleh NTB yang sangat besar sebagai daerah industri pariwisata baru sebagaimana telah ditetapkan dalam program prioritas pemerintah.

Isu strategis itulah yang menjadi topik pembahasan diskusi dalam kunjungan Tim Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) yang dipimpin Wilarno Setiawan, Plt Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi, Infrastruktur dan Kemaritiman, pada Selasa (11/12).
 
Mereka diterima oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Wahyu Ari Wibowo, Kepala Perwakilan OJK Provinsi NTB Farid Falatehan, General Affair PT ITDC (Persero) Bratasuta, perwakilan Bappeda NTB Syarif Hidayatullah, dan perwakilan Dinas Pariwisata NTB Made Agus Adi.

Dalam kesempatan itu, Wahyu memaparkan pertumbuhan ekonomi NTB masih sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan untuk ekspor yang sudah masuk fase menurun.

Selain itu, gempa bumi yang terjadi menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur maupun properti masyarakat dan mengganggu roda ekonomi NTB, termasuk berkurangnya kunjungan wisatawan domestik/mancanegara secara siginifikan.

Hal itu tercermin dari tingkat pertumbuhan NTB triwulan III/2018 yang terkontraksi sebesar minus 13,99 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 4,22 persen (yoy).

"Namun demikian, potensi pariwisata di wilayah KEK Mandalika sangat besar dan tidak terdampak gempa serta pemulihan di lokasi pariwisata lain disertai berbagai event/kegiatan rutin perlu dikomunikasikan agar wisatawan maupun kunjungan ke NTB segera pulih kembali," katanya.

Kepala OJK NTB Farid Falatehan menambahkan, dampak gempa terhadap sektor perbankan NTB relatif kecil tercermin dari kerusakan kantor yang sedikit dan dukungan perbankan telah diberikan kepada debitur yang terdampak gempa dengan memberikan kemudahan jangka waktu pembayaran kredit, seperti penundaan pembayaran.

Dengan adanya hal tersebut, diharapkan akan dapat membantu debitur masyarakat dan pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya paksa gempa.

"Tentunya hal ini harus diikuti oleh strategi bank untuk menjaga kualitas kredit agar baik dan target keuntungan yang akan dicapai," ujarnya.

General Affair PT ITDC (Persero) Bratasuta mengungkapkan, optimisme pengembangan KEK Mandalika karena gempa bumi yang melanda Pulau Lombok beberapa waktu lalu tidak berdampak pada kawasan Mandalika dan minat investor terhadap kawasan Mandalika.

Seperti baru-baru ini, investor yang berencana melakukan investasi untuk membangun sirkuit MotoGP telah melakukan survei di KEK Mandlika dan Bandara Zainuddin Abdul Madjid.

Selain itu, ITDC juga terus melakukan pengembangan KEK dengan melibatkan pelaku ekonomi lokal UMKM melalui penataan dan penyediaan stand-stand penjualan yang berlokasi strategis dekat ikon masjid Nurul Bilad dan lokasi pantai.

Made Agus Adi, perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi NTB, mengatakan terkait upaya untuk penyelamatan wisatawan korban gempa dan upaya-upaya untuk menarik wisatawan untuk berkunjung kembali paska gempa bumi.

Selain itu, pembangunan desa wisata terus dilakukan di beberapa kabupaten di NTB, yang diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap ekonomi,  sosial, dan lingkungan.

Syarif Hidayatullah, perwakilan Bappeda Provinsi NTB mengungkapkan strategi-strategi dalam penganganan dan pemulihan ekonomi paska gempa bumi.

Dengan diskusi ini, para pemangku kebijakan daerah berharap hasil diskusi akan membawa pengaruh positif kebijakan ekonomi nasional yang akan diimplentasikan di daerah khususnya Provinsi NTB.  (*)