Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan tenda darurat sebagai langkah antisipasi banjir rob susulan akibat gelombang pasang.
"Sebagai upaya penanggulangan, kami bekerja sama dengan Dinas Sosial mendirikan tenda darurat untuk antisipasi terjadinya evakuasi warga ketika terjadi banjir rob susulan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Selasa.
Salah satu titik tenda darurat yang disiapkan Pemerintah Kota Mataram untuk antisipasi banjir rob susulan di Bagek Kembar, Tanjung Karang Permai, Kecamatan Sekarbela.
Setelah terjadi banjir rob akibat cuaca ekstrem pada Rabu (18/12-2024), Pemerintah Kota Mataram terus memantau kondisi warga yang terdampak abrasi.
Baca juga: Warga terdampak banjir rob di Mataram dapat bantuan
Seperti di Kelurahan Bintaro, Ampenan Tengah, dan Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan serta di wilayah Bagek Kembar dan Mapak, Kecamatan Sekarbela.
Pemantauan itu dilakukan, katanya, seiring dengan intensitas abrasi yang semakin tinggi, sehingga sejumlah bantuan mulai disalurkan untuk meringankan beban masyarakat setempat.
Bantuan yang diberikan dimaksudkan untuk menyelamatkan warga yang paling terdampak, terutama yang berada di dekat garis pantai.
"Tugas utama kami adalah menyelamatkan jiwa, setelah itu baru dilakukan intervensi oleh berbagai oranisasi perangkat daerah (OPD) sesuai tugas masing-masing untuk memperbaiki kondisi pesisir," katanya.
Baca juga: Data nelayan terdampak banjir rob di Mataram divalidasi
Untuk bantuan, lanjutnya, sudah berjalan secara bertahap, namun potensi air pasang saat ini masih mengancam.
Oleh karena itu, beberapa perusahaan seperti Pertamina yang berada di sekitar warga pesisir Ampenan, juga ikut berpartisipasi membantu masyarakat.
Di sisi lain, Irwan mengatakan kendati bantuan sudah disalurkan, namun pemerintah kota masih memberikan untuk pengamanan jiwa warga, terutama bagi mereka yang tinggal di area rawan.
Untuk menghindari bencana serupa, pemerintah kota perlu melakukan kajian terkait kepemilikan tanah, terutama bagi mereka yang rumahnya berada di zona yang seharusnya tidak dihuni.
"Kajian itu segera kami lakukan, tapi untuk saat ini yang terpenting adalah keselamatan warga jadi prioritas," katanya.
Baca juga: Sebanyak 166 rumah warga Ampenan Mataram terdampak banjir rob
Baca juga: Pemkot Mataram mengimbau masyarakat pesisir waspadai pasang air laut
Baca juga: BPBD Mataram mengimbau warga pesisir waspadai potensi banjir rob
Baca juga: Kondisi 37 KK yang dievakuasi akibat banjir rob membaik