Medan (ANTARA) - Di pemilu 2024, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak mendapat melewati ambang batas Parliementary threshold sehingga tidak memiliki kursi di DPR RI di Senayan. Hal ini mengalami degradasi terendah sepanjang Sejarah kepesertaan Partai berlambang kakbah di pemilu di Indonesia sejak kehadirannya di kancah pemilu tahun 1973. Jelang muktamar awal tahun 2025 ini para fungsionaris aktivis partai tampaknya mulai memungut puing-puing semangat membangkitkan Kembali gairah perjuangan mengembangkan partai dengan tema Transformasi PPP untuk Indonesia”. Artikel ini ingin mencoba meraba arah transformasi yang diinginkan dalam konteks menyongsong pemilu 2029 mendatang.
Hakikat Transformasi
Transformasi, pada dasarnya, adalah proses perubahan yang mendalam dan signifikan dalam suatu sistem, individu, atau organisasi menuju keadaan yang lebih baik atau berbeda dari sebelumnya. Transformasi biasanya mencakup perubahan dalam pola pikir, struktur, strategi, budaya, atau perilaku, yang sering kali dihasilkan dari kebutuhan untuk beradaptasi dengan tantangan, peluang, atau perubahan lingkungan.
Transformasi melibatkan perubahan mendasar, bukan hanya perbaikan kecil. Ini dapat mencakup pergeseran nilai, pendekatan, atau cara kerja. Kedua, transformasi mesti bersifat progresif. transformasi sering kali berorientasi pada kemajuan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, atau efektivitas dalam suatu sistem atau individu. Selain itu, transformasi bersifat menyeluruh dan Holistik. Transformasi tidak hanya berfokus pada satu aspek tetapi mencakup berbagai dimensi, seperti budaya, teknologi, manusia, dan proses. Kemudian, ia juga bertujuan jangka panjang. Transformasi bukan perubahan sesaat tetapi bertujuan untuk dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Transformasi sering kali terjadi sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak, seperti perubahan lingkungan, perkembangan teknologi, atau dinamika sosial. Dalam konteks kehidupan pribadi, transformasi dapat terjadi ketika seseorang mengubah pola pikir atau cara hidup. Dalam organisasi, transformasi sering kali melibatkan perubahan strategi atau teknologi untuk tetap relevan di pasar.
Beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam upaya transformasi PPP untuk merevitalisasi posisinya dalam politik nasional. Pertama, menegaskan Identitas Ideologi. PPP harus mengukuhkan kembali identitasnya sebagai partai berbasis Islam moderat, yang mampu menjembatani kepentingan berbagai kelompok. Selain itu, fokus pada nilai-nilai Islam yang relevan dengan tantangan kontemporer, seperti keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi umat, dan perlindungan lingkungan. Selanjutnya, menghindari ketergantungan pada isu-isu politik yang telah dikuasai partai Islam berbasis Islam tradisional dan konservatif.
Kedua, rebranding untuk generasi muda. Dalam konteks ini, PPP mesti dapat mengadopsi pendekatan modern dan kreatif untuk menarik perhatian generasi muda, termasuk melalui media sosial, platform digital, dan program pendidikan politik. lalu, bisa juga dipertimbangkan untuk mengangkat isu-isu progresif yang menarik generasi muda, seperti inklusivitas, inovasi teknologi, dan kewirausahaan berbasis syariah.
Ketiga, mengatasi konflik Internal. Problem krusial dalam PPP dalam menghadapi pemilu biasanya diwarnai dengan dinamika konflik internal yang signifikan. Kondisi ini cukup merepotkan dan menghabiskan energi dalam usaha pemenangan partai di pemilu. Oleh karena itu menyelesaikan perselisihan internal untuk membangun kesolidan partai. Membentuk struktur kepemimpinan yang lebih profesional dan mengutamakan meritokrasi untuk menarik simpati publik. Mendorong kader-kader muda potensial untuk tampil di garis depan partai.
Keempat, Meningkatkan Keterhubungan dengan Basis Pemilih Tradisional. Sekalipun partai ingin mengokohkan sematan sebagai pengusung Islam moderat, pemilih Islam tradisional tetap tidak dapat diabaikan. Pengalaman pemilu 1977, misalnya dukungan NU cukup signifikan membuat partai meraih sekira 29%, tetapi setelah NU keluar dari partai dan Kembali ke khittah, pemilu 1987 hanya menghasilkan 17% suara. Demikian halnya dengan kelahiran PKB pasca reformasi ikut menarik suara kelompok Islam tradisional dari PPP, akibatnya suara PPP terus menerus mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu merawat Kembali hubungan dengan komunitas Islam tradisional. Dapat dipertimbangkan di antaranya, mengadakan program-program berbasis keagamaan, seperti pemberdayaan pesantren, pelatihan ekonomi syariah, dan program sosial keagamaan.
Kelima, mengembangkan Aliansi Strategis. Usaha mengembangkan jaringan lebih terbuka sebagai bagian dari representasi Islam moderat dan memperlebar cakupan pasar dapat dilakukan dengan bermitra dengan organisasi masyarakat Islam non-partisan untuk memperluas pengaruh politik tanpa terkesan elitis. Kemudian, menguatkan jaringan Kerjasama dengan tokoh-tokoh Islam moderat sebagai duta politik partai untuk memperkuat citra di kalangan masyarakat umum.
Keenam, mengintegrasikan Isu Sosial dan Nasional. Seringkali partai Islam tampak lebih mengedepankan formalism Islam dalam bentuk yang populis tetapi tidak bersifat transformative. Oleh karena itu transformasi kali ini mesti mengarah pada usaha mengangkat isu-isu yang belum dikuasai penuh oleh politik Islam selama ini, seperti perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri, peningkatan layanan kesehatan berbasis Islam, dan pendidikan berbasis moral. Menunjukkan bahwa PPP dapat menawarkan solusi konkret terhadap masalah nasional dengan pendekatan Islam yang moderat.
Terakhir, modernisasi mesin partai. Mengembangkan mesin partai yang lebih efektif dengan memperkuat jaringan hingga tingkat akar rumput. Selain itu, fokus pada penguatan struktur di wilayah dengan basis massa tradisional yang potensial, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa barat, Jakarta, Sumatra Barat, Sumatera Utara, Kalimantan.
Membawa isu-isu global seperti perubahan iklim, ekonomi hijau, dan digitalisasi dalam perspektif Islam. Menarik perhatian pemilih urban yang cenderung berpendidikan tinggi dengan mengaitkan nilai-nilai Islam dengan tantangan dunia modern. Kemudian, transparan dalam introspeksi dan menyampaikan rencana pemulihan kepada publik. Memanfaatkan momentum untuk menciptakan narasi kebangkitan PPP sebagai partai Islam yang relevan dan adaptif.
Kesimpulan
PPP harus berani melakukan transformasi besar dengan menyesuaikan diri terhadap dinamika politik dan sosial yang terus berubah, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Islam sebagai landasan ideologinya. Dengan strategi yang terarah, PPP dapat kembali bersaing dan mengisi ruang yang berbeda dari partai pesaingnya.
*) Penulis adalah Dosen Pemikiran Politik Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara