Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi antara 4,5 persen hingga 5,5 persen pada 2025 didorong oleh kelebihan yang lebih besar dari teknologi daur ulang, implementasi proyek infrastruktur penting yang lebih cepat dan katalis serta pariwisata yang semarak.
Perdana Menteri yang juga Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim dalam keterangan pers diterima di Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan berdasarkan anggaran 2025, perusahaan investasi terkait pemerintah telah secara kolektif berkomitmen untuk menginvestasikan 25 miliar ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp91,67 triliun dalam investasi langsung domestik untuk tahun pertama dari lima tahun pelaksanaan Program Aktivasi dan Reformasi Instansi Pemerintah Terkait (GEAR-UP).
Selain itu, ia mengatakan peningkatan belanja konsumen menyusul kenaikan upah minimum dan gaji pegawai negeri sipil diharapkan terus memacu pertumbuhan ekonomi.
Namun, Anwar mengatakan permintaan eksternal dari mitra dagang utama melemah, meningkatnya ketegangan geopolitik dan tindakan proteksionis perdagangan dapat menimbulkan risiko bagi pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Untuk tahun 2024, ia mengatakan peningkatan pinjaman bersih pemerintah akan menurun menjadi RM76,8 miliar atau setara dengan Rp281,6 triliun, penurunan signifikan dibandingkan dengan RM92,6 miliar atau setara Rp339,5 triliun pada 2023.
Baca juga: Kemen-P2MI bersama TNI AL Dumai gagalkan CPMI ke Malaysia
Pemerintah MADANI, kata Anwar, berkomitmen untuk melanjutkan pelaksanaan reformasi besar-besaran di berbagai bidang untuk memperkuat keberlanjutan fiskal jangka panjang melalui langkah-langkah penargetan subsidi, peningkatan pengumpulan pendapatan dan kerangka kerja pekerjaan fiskal yang lebih kuat.
Upaya itu sejalan dengan Undang-Undang Keuangan Publik dan Tanggung Jawab Fiskal 2023 (UU 850) yang bertujuan untuk mengurangi defisit fiskal menjadi 3 persen dalam jangka menengah untuk keberlanjutan keuangan.
PDB 2024
Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia melonjak hingga 5,1 persen pada 2024, sedangkan di 2023 mencapai 3,6 persen. Angka itu melampaui perkiraan awal pemerintah sebesar 4 persen hingga 5 persen yang diumumkan dalam anggaran tahun 2024.
Pemerintah MADANI juga melampaui target defisit fiskal untuk tahun 2024 yaitu sebesar 4,1 persen ( 5 persen di 2023) dibandingkan dengan target sebesar 4,3 persen.
Pencapaian itu, kata Anwar, mencerminkan kepercayaan dan tekad pemerintahannya untuk mentransformasikan perekonomian Malaysia, didorong oleh kebijakan yang jelas dan progresif yang diperkenalkan sejak 2023 di bawah kerangka Ekonomi MADANI dan didukung oleh stabilitas politik.
“Keberhasilan ini dicapai melalui upaya bersama antara Pemerintah MADANI dan industri. Pada tahun 2025, Pemerintah MADANI tetap berkomitmen penuh untuk memperkuat agenda reformasi ekonomi dan kelembagaan untuk mendorong negara menuju
tingkat yang lebih tinggi," kata Anwar.
Baca juga: Anita Wahid meminta Malaysia selidiki menyeluruh insiden penembakan WNI
Pada 2024 lalu, konsumsi swasta Malaysia meningkat sebesar 5,1 persen dibanding 2023 yang mencapai 4,7 persen. Investasi meningkat sebesar 12 persen dibanding 2023 yang hanya 5,5 persen.
Total volume perdagangan meningkat sebesar 9,2 persen menjadi RM2,88 triliun atau setara dengan Rp10,5 kuadriliun. Dan arus masuk investasi langsung asing bersih sebesar RM47,4 miliar atau setara Rp173,8 triliun, sedangkan di 2023 mencapai RM40,4 miliar atau setara Rp148,14 triliun.
Indikator pendukung lainnya yang berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB tahun 2024 Malaysia berasal dari inflasi yang menurun menjadi 1,8 persen dari sebelumnya di 2023 mencapai 2,5 persen. Dan tingkat pengangguran rendah sebesar 3,3 persen (mencapai 3,4 persen di 2023) dengan tren turun menjadi 3,1 persen pada bulan Desember 2024, terendah dalam 10 tahun.