Ribuan orang di Den Haag protes kebijakan kabinet Belanda

id unjuk rasa pro Palestina,Belanda,protes warga,solidaritas Gaza,kecaman pada pemerintah

Ribuan orang di Den Haag protes kebijakan kabinet Belanda

Ilustrasi terkini Jalur Gaza setelah blokade bantuan oleh Israel. /ANTARA/Anadolu/py

Moskow (ANTARA) - Ribuan orang turun ke jalan di Den Haag pada Minggu (18/5) dalam aksi Red Line Protest untuk mengecam kebijakan Belanda terhadap Israel dan menyuarakan solidaritas bagi warga Jalur Gaza, lapor koresponden RIA Novosti.

Aksi dimulai di Lapangan Malieveld, lokasi yang kerap menjadi tempat demonstrasi besar dan konser di Den Haag. Unjuk rasa itu didukung sejumlah organisasi kemanusiaan, termasuk Amnesty International, Amsterdam for Gaza, Apostolic Society, Doctors for Gaza, Médecins Sans Frontières (Dokter Lintas Batas), BDS Netherlands, dan Greenpeace.

Menurut penyelenggara aksi, kabinet Belanda "tidak menetapkan garis merah dan menolak bertindak" meskipun Israel terus melakukan pelanggaran hukum perang.

Para peserta unjuk rasa yang secara simbolis mengenakan pakaian berwarna merah menyerukan pemerintah Belanda untuk menghentikan impunitas Israel. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Hentikan kejahatan perang Israel!” dan “Hentikan genosida di Gaza!”

“Para pemimpin politik harus bertanggung jawab atas kebijakan mereka terhadap Israel dan menghentikan genosida yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun. Pemerintah Belanda terlalu mendukung Israel, dan ini harus dihentikan --baik dari sisi bantuan dana maupun pengiriman senjata,” ujar salah satu peserta aksi kepada RIA Novosti.

Perwakilan organisasi Palestijnse Gemeenschap in Nederland juga menyampaikan kepada RIA Novosti bahwa pemerintah Belanda belum berbuat cukup untuk Palestina, sementara masyarakat sipil Belanda banyak yang mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Baca juga: Liga Belanda: PSV, Ajax dan Feyenoord di tiga besar

“Kami hadir di sini karena harus membela hak asasi manusia. Palestina berhak atas tanahnya sendiri. Kami ingin menegaskan bahwa rakyat Palestina punya hak itu. Apa yang kita saksikan sekarang di Gaza sudah seperti peristiwa Holocaust,” ujarnya.

Baca juga: Almere City takluk dari Sparta Rotterdam

Pada 18 Maret lalu, Israel kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza, dengan alasan Hamas menolak rencana perpanjangan gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat dan telah berakhir pada 1 Maret.

Pada awal Maret, Israel juga memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi air di Gaza dan melarang truk bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut.

Sumber: Sputnik-OANA


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.