Jakarta (ANTARA) - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengatakan telah mengutus tim untuk mengusut peristiwa dugaan pembubaran retret pelajar Kristen oleh sekelompok masyarakat di Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat.
“Saya sudah menugaskan staf di Kantor Wilayah Jawa Barat agar segera turun untuk melakukan penanganan kasus pembubaran retret ini,” kata Natalius Pigai melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Dia menegaskan bahwa aksi kekerasan terhadap aktivitas keagamaan di Indonesia merupakan pelanggaran HAM. Ia mengingatkan Indonesia merupakan negara yang berlandaskan Pancasila dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Negara, tutur Menteri HAM, menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan keyakinan agamanya sesuai dengan ajaran agama dan keyakinan masing-masing. Pelanggaran, intimidasi, maupun kekerasan yang membatasi hak tersebut tidak boleh dilakukan.
“Itu adalah bagian HAM yang dijamin oleh negara dan karena itu, setiap tindakan intimidasi apalagi kekerasan dengan membubarkan secara paksa tidak bisa dibenarkan,” imbuh dia.
Baca juga: Menteri HAM serap aspirasi warga di KEK Mandalika Lombok
Maka dari itu, Natalius Pigai menugaskan tim dari Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Barat untuk melakukan pemantauan terkait insiden tersebut.
Menteri HAM juga meminta pihak kepolisian untuk memberikan atensi dalam penegakan hukum terhadap para pelaku.
Baca juga: Menteri HAM tegaskan militerisme tak mungkin terjadi saat ini
Sebelumnya, dugaan pembubaran retret pelajar Kristen terjadi di Kampung Tangkil RT 04/01, Desa Tangkil, Sukabumi, Jumat (27/6).
Rekaman aksi pembubaran retret tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.
Latar belakang pembubaran disebut karena masyarakat menduga rumah itu dijadikan tempat ibadah tanpa izin sehingga kemudian diprotes.
