Lombok Timur (ANTARA) - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan kedua mencapai 3,87 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada triwulan I tahun 2025 mencapai 5,45 menurun di triwulan II 2025 ini menjadi 3,87 persen. Penurunan ini terjadi karena penopang utama ekonomi yaitu sektor pertanian, belum banyak yang panen," kata Kepala BPS Lombok Timur Sri Endah Wardanti di Lombok Timur, Kamis.
Ia mengatakan penurunan ini tak hanya di Lombok Timur, tetapi semua daerah mengalami penurunan, bahkan ada yang minus seperti Kabupaten Sumbawa Barat yang minus 18,38 persen pada triwulan II 2025 ini.
"Pemerintah Provinsi NTB saja pada triwulan I minus 1,43 dan triwulan II masih minus 0,82," katanya.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi jadi prioritas di Lombok Timur
Berdasarkan perbandingan data per kabupaten/kota se NTB? Menurut Kepala BPS, pertumbuhan ekonomi Lombok Timur cukup positif dan menduduki peringkat ketiga, setelah Kota Mataram dan Lombok Utara.
"Struktur ekonomi Lombok # masih didominasi sektor primer. Pembentuk utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sektor pertanian, memiliki sumbangan tertinggi mencapai 27 persen," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur Juaini Taofik mengatakan ekonomi Lombok Timur sejauh ini masih dalam kondisi stabil, merujuk data BPS.
"Saat ini kami membutuhkan kerja keras untuk meningkatkan ekonomi daerah," katanya.
Baca juga: Kolaborasi antar-BUMN gerakkan ekonomi UMKM di Lombok Timur
Memasuki triwulan III menurut Sekda, dirinya meyakinkan, pertumbuhan ekonomi Lombok Timur akan jauh lebih baik. Pasalnya, sektor pertanian akan banyak bergerak seperti tanaman tembakau pada triwulan ketiga ini merupakan masa panen.
"Kami optimistis bisa di angka 5 persen, meski tembakau dari sisi harga terjadi penurunan tapi sejauh ini telah mampu menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.
“Harga tembakau memang menurun, tetapi upaya pembelian dan tingkatkan pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Sekda mengaku ia mendapat informasi sudah mulai gudang-gudang tembakau membeli daun yang kualitas rendah.
“Yang low grad sudah mulai dibeli, jadi kalau sudah dibeli maka dipastikan petani tidak merugi,” katanya.
Baca juga: Gubernur NTB dorong ponpes perkuat ekonomi melalui koperasi
