Jakarta (ANTARA) - Sub Holding PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo menegaskan pengelolaan industri sawit dilakukan secara berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan alam melalui perlindungan kawasan konservasi hingga pelestarian satwa langka.
"Kami ingin membuktikan bahwa sawit tidak identik dengan eksploitasi," kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K Santosa dalam keterangan di Jakarta, Rabu (15/10).
Melalui sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk lembaga konservasi dan masyarakat lokal/adat, Jatmiko mengatakan pihaknya ingin menunjukkan industri sawit bisa menjadi mitra alam, bukan ancaman.
Dia menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga keanekaragaman hayati dan kelestarian satwa langka melalui pengelolaan kawasan hutan bernilai konservasi tinggi (high conservation value/HCV). Perusahaan sawit itu mengelola lebih dari 14.000 hektare kawasan HCV yang tersebar di 96 lokasi Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Kawasan tersebut juga menjadi habitat penting bagi flora fauna langka dan terancam punah, seperti gajah sumatera, harimau sumatera, serta berbagai jenis primata, unggas, dan tumbuhan endemik lainnya.
Ia menyatakan orientasi bisnis perusahaan tidak hanya berfokus pada efisiensi dan profitabilitas, tetapi juga pada keberlanjutan jangka panjang.
"Kami percaya pertumbuhan ekonomi harus berjalan selaras dengan kelestarian alam, karena masa depan perusahaan juga bergantung pada kesehatan ekosistem,” ujarnya pula.
Sejak awal hingga saat menerapkan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sekitar dua dasawarsa lalu, katanya lagi, PalmCo telah menjalankan prinsip NDPE (no deforestation, no peat, no exploitation) sebagai panduan utama operasionalnya.
Baca juga: PTPN IV wujudkan industri sawit berkelanjutan
"Prinsip tersebut menjadi landasan bagi perusahaan dalam mengelola perkebunan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan," katanya lagi.
Perusahaan itu, juga mencatat nihil kasus kebakaran di seluruh arealnya. Termasuk di lahan gambut seluas 13.694,98 hektare, berkat penerapan kebijakan tanpa bakar (zero burning policy) di seluruh wilayah kerja.
“Sejak awal kami komit zero burning. Jadi sampai kapanpun, PalmCo akan bebas bakar dalam segala operasinya,” kata Jatmiko lagi.
Dalam upaya konservasi satwa, PTPN IV PalmCo telah menjalankan sejumlah inisiatif pelestarian sejak beberapa tahun terakhir. Salah satunya pengalokasian 50 hektare area perkebunan di Pesikaian, Indragiri Hulu, Riau, sebagai zona konservasi gajah sumatera.
Baca juga: Peremajaan sawit rakyat kunci ketahanan pangan-energi
Perusahaan bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau untuk menciptakan jalur aman dan rumah singgah bagi gajah sumatera.
“Program ini juga melibatkan penanaman pakan alami dan pembentukan tim tanggap darurat konflik satwa,” katanya pula.
Selain di Riau, juga dilakukan perluasan ke Pulau Kalimantan melalui dukungan terhadap program rehabilitasi orangutan, yang dijalankan bersama lembaga konservasi dan masyarakat sekitar.
Perlindungan area HCV, dukungan terhadap rehabilitasi orangutan, dan kolaborasi dengan lembaga konservasi adalah wujud integrasi aspek lingkungan dan sosial di setiap rantai nilai bisnis.
"Seluruh upaya tersebut merupakan bagian dari strategi besar kami dalam membangun industri sawit yang berkelanjutan," kata Jatmiko.
