Lombok Timur (ANTARA) - Satgas Pangan Polres Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggerebek salah satu gudang yang diduga jadi tempat pengolahan beras oplosan atau kualitas kurang baik.
"Berdasarkan hasil di lapangan, ditemukan sekitar 110 ton beras yang diduga oplosan," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Timur AKP I Made Dharma Yulia di Lombok Timur, Kamis.
Ia mengatakan pengungkapan dugaan beras oplosan tersebut berdasarkan laporan Informasi dari masyarakat yang membeli beras SPHP yang memiliki kualitas beras yang kurang baik.
Adanya laporan tersebut, anggota melakukan pulbaket dan langsung menuju TKP gudang atau tempat pengoplosan beras yang diduga tidak sesuai dengan standar Bulog pada Kamis pagi.
Baca juga: Oplos beras, Oknum ASN asal Lombok Tengah dibekuk polisi
Beras yang diduga oplosan ini merupakan beras medium yang dicampur dengan beras butir - butir menir yang berlebihan dan tidak sesuai dengan aturan yang ada.
" Jadi modusnya adanya kesengajaan atau pembiaran saat pengemasan beras SPHP Bulog 5 kilogram yang seharusnya berisi beras medium, namun berisi beras di bawah standar beras medium sehingga merugikan konsumen / pembeli,"ujarnya.
Dengan adanya temuan beras oplosan itu, penyidik telah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah pihak, mulai dari saksi ahli dari Bulog, termasuk pemilik gudang.
"Berdasarkan hasil penyelidikan, ditemukan kesengajaan untuk melakukan oplosan yang dapat merugikan masyarakat," katanya.
Baca juga: Kejari Mataram tahan pegawai LPKA berstatus tersangka pengoplosan beras
Ia mengatakan sekarang sampel dan bukti sudah diserahkan untuk dilakukan uji lab, tinggal menunggu hasil lab yang dilakukan laboratorium pengujian.
Terhadap kasus ini, menurut Dharma, pihaknya saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap pihak pihak terkait, termasuk telah memasang garis polisi di gudang tempat menyimpan beras oplosan tersebut
"Kasusnya sudah masuk tingkat penyidikan tinggal menentukan tersangka," katanya.
