Kemajuan perkembangan Smelter Amman Mineral sesuai rencana

id Smelter,AMNT,Sumbawa Barat

Kemajuan perkembangan Smelter Amman Mineral sesuai rencana

Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komisi VII DPR RI (kedua kanan) didampingi Rachmat Makkasau, Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara (kedua kiri) dan H W Musyafirin, Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (kiri) saat meninjau lokasi pembangunan smelter di Mantun Benete, Rabu (18/4). Foto PT AMNT.

Mataram (ANTARA) - Presiden Direktur Amman Mineral, Rachmat Makkasau menyatakan kemajuan pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, sesuai rencana.

Mengenai serapan tenaga kerja,  perusahaan akan selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam operasi smelter nanti, katanya, Rabu.

Saat rapat evaluasi progres pembangunan smelter oleh PT. Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, ia menyebutkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 200 sampai 300 orang.

“Kita akan prioritaskan tenaga kerja lokal dalam operasi smelter nanti, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 200-300 orang," katanya.
 
Pembangunan smelter ini semata-mata merupakan kewajiban dari Undang-Undang Minerba Nomor 4/2019, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan keekonomian proyek smelter ini karena memang sangat marginal. 

Saat ini Amman Mineral hanya fokus pada pembangunan smelter berkapasitas 1,3 juta ton konsentrat pertahun dan belum fokus kepada industri turunannya, ungkap Rachmat.
 
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah meminta PT Aman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) memaksimalkan penggunaan material produksi dalam negeri dalam proses pembangunan smelter dan industri turunannya di Kabupaten Sumbawa Barat.

"Selain memaksimalkan penggunaan material produksi dalam negeri, tidak kalah pentingnya dalam proses konstruksi dan operasional smelter, agar penyerapan tenaga kerja lokal menjadi skala prioritas juga," kata gubernur.

Gubernur menegaskan, pemerintah saat ini dalam posisi membantu dan akan memfasilitasi segala kebutuhan PT. AMNT untuk mempercepat progres smelter di KSB.

"Kalau ada kendala, segera beritahu kami. Agar kami segera melakukan komunikasi baik di tingkat daerah maupun di pusat," ujarnya.

Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah menilai, progres pembangunan smelter berjalan dengan baik. Mulai dari pembebasan lahan smelter seluas 850,16 hektar. Sedangkan untuk relokasi jalan nasional dan provinsi, alih fungsi pelabuhan Benete ke Pelabuhan Lalar dan regulasi-regulasi lainnya juga berjalan dengan baik. Adapun kendala-kendala yang masih ada, kata Umi Rohmi sapaan akrabnya, meminta agar terus dilakukan komunimasi yang intensif dengan pihak-pihak terkait.

"Secara umum pembangunan smelter sudah sesuai jalur. Dari pembebasan lahan dan regulasi semua berjalan baik. Adapun kendala yang ada lakukan pendekatan persuasif," ujarnya.

Selain itu, Wagub juga menekankan kepada pihak PT AMNT agar konsep pembangunan smelter harus yang ramah lingkungan. Sedangkan yang berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja, Wagub juga meminta agar memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal.

Untuk menyiapkan tenaga kerja dengan skil yang sesuai dengan kebutihan, pemerintah akan membangun kerjasama dengan perguruan tinggi, training dengan lembaga teknik Petrotekno, revisi BLK dan SMK di NTB dan pembangunan Politeknik Pertambangan.

"Prioritas tenaga kerja lokal, lakukan training untuk meningkatkan kapasitas sehingga persentase bisa maksimal diisi tenaga kerja lokal," tegas Wagub NTB.