Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengatakan asmara dan warisan menjadi motif pembunuhan korban Sugiono yang jasadnya dicor di bawah lantai mushalla rumahnya di Desa Sumbersalak, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Untuk motif pembunuhan yakni asmara dan warisan, serta dendam, sehingga kedua tersangka tega membunuh korban saat yang bersangkutan tertidur pulas di rumahnya," kata Alfian Nurrizal dalam pers rilis di Mapolres Jember, Kamis.
Aparat kepolisian menetapkan istri dan anak korban masing-masing berinisial BS (47) dan BR (27) sebagai tersangka pembunuhan Sugiono alias Surono (51), bahkan kedua tersangka sengaja merencanakan pembunuhan tersebut untuk menguasai harta korban yang sehari-hari menjadi petani kopi dengan penghasilan sekitar Rp90 juta per tahun.
"Terkait asmara, BS mengaku cemburu dengan seorang perempuan berinisial I yang diduga sebagai selingkuhan suaminya dan saat diminta keterangan I mengakui kedekatannya dengan Sugiono, namun ia juga mengaku dekat dengan BS yang menjadi istri korban," katanya.
Tidak hanya itu, BS juga menikah siri dengan pria berinisial J setelah sebulan kematian korban dengan disaksikan tersangka BR, namun suami siri tersangka BS tidak mengetahui adanya pembunuhan itu dan tidak tahu ada jasad Sugiono yang dikubur di bawah lantai mushalla yang dicor tersebut.
"Sementara untuk motif warisan, kedua tersangka tergiur untuk menguasai harta korban dari hasil panen kebun kopinya sebesar Rp90 juta hingga Rp100 juta per tahun, sehingga mereka merencanakan untuk membunuh korban pada akhir Maret 2019," katanya.
Tersangka BR juga merasa dendam dan sakit hati kepada ayahnya karena tidak memberinya uang yang banyak, padahal ia tahu penghasilan ayahnya cukup besar dari hasil panen kebun kopinya seperti Agustus 2019 mencapai Rp100 juta.
"Yang merencanakan ide pembunuhan korban yakni kedua tersangka (ibu dan anak) yang memiliki peran masing-masing, sehingga bersekongkol membunuh korban dan menguburnya di bawah lantai mushalla yang dicor," ujarnya.
Namun, setelah terjadi pembunuhan dan hasil keuntungan kebun kopi yang cukup besar tidak dinikmati oleh tersangka BR, justru dinikmati sendiri oleh ibunya dan suami sirinya, sehingga BR dendam kepada ibunya dan J, sehingga menuduh J yang membunuh ayahnya dalam keterangan yang disampaikan tersangka kepada penyidik.
"BR merupakan residivis kasus penganiayaan berat yang korbannya adalah Bu Nyai di desa setempat, sehingga pernah dipenjara selama 2 tahun 8 bulan," ucap mantan Kapolresta Probolinggo itu.
Kedua tersangka yakni istri dan anak korban dijerat pasal 340 KUHP sub pasal 338 KUHP jo pasal 55 KUHP dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup atau paling lama 20 tahun penjara.
Berita Terkait
Polisi tetapkan dua tersangka penimbun BBM subsidi di Jember Jatim
Jumat, 30 Juni 2023 5:23
Polres Jember tetapkan tersangka penambang emas ilegal
Sabtu, 28 Januari 2023 6:06
Satu anggota polisi meninggal, rombongan Polres Jember kecelakaan
Selasa, 5 November 2019 19:45
Polisi tangkap pemakai dan pengedar narkoba
Selasa, 8 Oktober 2019 0:34
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18