Sumbawa Barat (Antara NTB) - Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa Barat KH Zulkifli Muhadli - H Mala Rahman, menggelar kegiatan evaluasi terakhir program pemerintahannya atau "progress report" kepada masyarakat sebelum mengakhiri jabatannya sebagai kepala daerah untuk periode kedua pada 13 Agustus 2015.
Kegiatan itu digelar di Taliwang, Senin, dan dihadiri ribuan warga dari seluruh Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Muspida serta para tamu undangan lainnya.
Dalam laporannya Bupati KH Zulkifli Muhadli menyampaikan sejumlah capaian pembangunan selama 10 tahun memimpin, termasuk sejarah dilaksanakannya "progress report" yang telah dijadikan tradisi selama 10 tahun terakhir.
Ia menjelaskan, ide dilaksanakannya "progress report" pertama kali sejak dirinya menjabat sebagai ketua Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) 13 tahun lalu.
Saat itu setiap capaian dari perjuangan pembentukan KSB dilaporkan rutin setiap minggu kepada masyarakat. Sampai akhirnya Sumbawa Barat resmi terbentuk sebagai daerah otonomi pada 20 Nopember 2003.
"Dari situ kegiatan "progress report` saya jadikan tradisi tahunan sejak saya dan wakil bupati Mala Rahman terpilih menjadi bupati dan wakil bupati pada 2005," katanya.
Untuk diketahui, pada 2007 Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatat dan menganugerahkan sertifikat Muri kepada "progress report" bupati dan wakil bupati Sumbawa Barat sebagai satu-satunya di Indonesia.
"Saya berharap tradisi ini dapat diteruskan oleh bupati dan wakil bupati berikutnya. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban dalam rangka transparansi kepada rakyat," ungkap Kyai Zul.
Dalam kesempatan tersebut, Kyai Zul juga menyinggung tentang apa yang akan dilakukannya pascalengser dari jabatan bupati. Menurutnya, ia akan `menebus` berbagai hal yang belum tuntas dan masih belum maksimal dilaksanakan selama 10 tahun menjabat sebagai bupati.
"Ada banyak kekurangan dan banyak hal yang belum bisa saya laksanakan sebagai bupati. Selama 10 tahun saya baru sadari banyak kekurangan dan banyak hal yang seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan. Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat. Saya akan menebus itu dengan tetap berbuat bagi masyarakat dan menjadi ustad," ujar tokoh yang juga pengasuh pondok pesantren Al Ikhlas Taliwang itu.
Hal senada juga dikatakan wakil bupati, H Mala Rahman, sebagai wakil bupati yang bertugas dalam bidang pengawasan, ia menyebut KSB telah berhasil mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangan daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Banyak kekurangan selama kami menjabat, kami mohon maaf dan Insha Allah, saya akan melanjutkan pembangunan di KSB pada lima tahun kedepan," kata wakil bupati yang telah mendaftar sebagai calon bupati pada Pilkada 9 Desember 2015 itu. (*)
Kegiatan itu digelar di Taliwang, Senin, dan dihadiri ribuan warga dari seluruh Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Muspida serta para tamu undangan lainnya.
Dalam laporannya Bupati KH Zulkifli Muhadli menyampaikan sejumlah capaian pembangunan selama 10 tahun memimpin, termasuk sejarah dilaksanakannya "progress report" yang telah dijadikan tradisi selama 10 tahun terakhir.
Ia menjelaskan, ide dilaksanakannya "progress report" pertama kali sejak dirinya menjabat sebagai ketua Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) 13 tahun lalu.
Saat itu setiap capaian dari perjuangan pembentukan KSB dilaporkan rutin setiap minggu kepada masyarakat. Sampai akhirnya Sumbawa Barat resmi terbentuk sebagai daerah otonomi pada 20 Nopember 2003.
"Dari situ kegiatan "progress report` saya jadikan tradisi tahunan sejak saya dan wakil bupati Mala Rahman terpilih menjadi bupati dan wakil bupati pada 2005," katanya.
Untuk diketahui, pada 2007 Museum Rekor Indonesia (Muri) mencatat dan menganugerahkan sertifikat Muri kepada "progress report" bupati dan wakil bupati Sumbawa Barat sebagai satu-satunya di Indonesia.
"Saya berharap tradisi ini dapat diteruskan oleh bupati dan wakil bupati berikutnya. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban dalam rangka transparansi kepada rakyat," ungkap Kyai Zul.
Dalam kesempatan tersebut, Kyai Zul juga menyinggung tentang apa yang akan dilakukannya pascalengser dari jabatan bupati. Menurutnya, ia akan `menebus` berbagai hal yang belum tuntas dan masih belum maksimal dilaksanakan selama 10 tahun menjabat sebagai bupati.
"Ada banyak kekurangan dan banyak hal yang belum bisa saya laksanakan sebagai bupati. Selama 10 tahun saya baru sadari banyak kekurangan dan banyak hal yang seharusnya dilakukan tapi tidak dilakukan. Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat. Saya akan menebus itu dengan tetap berbuat bagi masyarakat dan menjadi ustad," ujar tokoh yang juga pengasuh pondok pesantren Al Ikhlas Taliwang itu.
Hal senada juga dikatakan wakil bupati, H Mala Rahman, sebagai wakil bupati yang bertugas dalam bidang pengawasan, ia menyebut KSB telah berhasil mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dalam pengelolaan keuangan daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Banyak kekurangan selama kami menjabat, kami mohon maaf dan Insha Allah, saya akan melanjutkan pembangunan di KSB pada lima tahun kedepan," kata wakil bupati yang telah mendaftar sebagai calon bupati pada Pilkada 9 Desember 2015 itu. (*)