Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) menggencarkan promosi wisata ke Malaysia untuk menggaet minat para turis asing agar mau mengunjungi berbagai destinasi pariwisata di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
"Kami menggencarkan promosi pariwisata ke Malaysia, karena di sana ada penerbangan langsung," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady, di Mataram, Rabu.
Bandara Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Tengah menjadi salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara ke NTB.
Pada Juni 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke NTB melalui Bandara Zainuddin Abdul Madjid sebanyak 6.713 orang. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 13,29 persen jika dibandingkan data Mei 2024 yang tercatat sebanyak 7.742 orang.
Baca juga: Pj Gubernur NTB harapkan Desa Wisata Kembang Kuning terus berinovasi
Jika dibandingkan data Juni 2023 dengan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 5.721 orang, maka turis asing pada Juni 2024 mengalami kenaikan sebesar 17,34 persen.
Saat ini ada empat maskapai yang melayani penerbangan langsung Malaysia ke Lombok atau arah sebaliknya Lombok ke Malaysia, yakni Batik Air Malaysia, AirAsia Indonesia, AirAsia Berhad, dan Super Air Jet.
Maskapai Batik Air Malaysia melayani penerbangan empat kali sepekan, Air Asia Indonesia memiliki frekuensi penerbangan tujuh kali sepekan, Air Asia Berhad melayani penerbangan tiga kali sepekan, dan Super Air Jet dengan frekuensi penerbangan dua kali sepekan.
Jamaluddin menuturkan keberadaan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) yang beranggotakan asosiasi perjalanan wisata hingga perhotelan bisa turut membantu promosi pariwisata ke luar negeri.
Baca juga: NTB siapkan desa wisata tampung penonton MotoGP
Pemprov NTB menyiapkan anggaran sekitar Rp1 miliar untuk BPPD. Dana itulah yang dipakai untuk menggencarkan promosi pariwisata NTB.
Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan, di antaranya membuka kerja sama bisnis ke bisnis, misi penjualan, bertemu agen perjalanan yang ada di Malaysia, Singapura atau Australia supaya mereka tertarik datang.
"Kalau tidak datang ke sana untuk promosi dan hanya baca di media sepertinya kurang. Paling bagus pemasaran sekarang langsung datang," kata Jamaluddin.
Baca juga: Wisata atraktif yang melibatkan langsung wisatawan di NTB ditingkatkan
Sebelum pandemi COVID-19, NTB pernah memiliki rute penerbangan langsung dari Lombok ke Australia. Ketika pandemi penerbangan langsung itu berhenti.
Pemprov NTB sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk membuka kembali rute penerbangan langsung dari Lombok ke Perth. Namun, maskapai Air Asia meminta subsidi tiga bulan dengan nominal Rp5 miliar per bulan dan subsidi itu harus dibayar sekaligus tiga bulan.
Para pelaku industri pariwisata di Lombok mengumpulkan uang subsidi karena keterbatasan APBD. Dana patungan yang berhasil dikumpulkan itu sebesar Rp5 miliar, sehingga maskapai batal membuka rute penerbangan karena besaran subsidi tiga bulan yang dibayar sekaligus adalah Rp15 miliar.
Baca juga: Poltekpar sebut NTB perlu diversifikasi destinasi wisata baru
Pemprov NTB juga sudah mengikuti rapat dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terkait pembahasan penerbangan langsung dari beberapa negara untuk lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) di Indonesia, yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Toba, dan Borobudur.
"Semoga rencana itu bisa terlaksana sebelum habis masa jabatan menteri yang sekarang pada Oktober 2024 dan sudah berproses di tingkat kementerian supaya nanti ada subsidi ke lima DPSP tersebut," kata Jamaluddin pula.
Baca juga: Museum NTB dorong pramuwisata dalami budaya lokal
"Kami menggencarkan promosi pariwisata ke Malaysia, karena di sana ada penerbangan langsung," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady, di Mataram, Rabu.
Bandara Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Tengah menjadi salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara ke NTB.
Pada Juni 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke NTB melalui Bandara Zainuddin Abdul Madjid sebanyak 6.713 orang. Jumlah itu mengalami penurunan sebesar 13,29 persen jika dibandingkan data Mei 2024 yang tercatat sebanyak 7.742 orang.
Baca juga: Pj Gubernur NTB harapkan Desa Wisata Kembang Kuning terus berinovasi
Jika dibandingkan data Juni 2023 dengan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 5.721 orang, maka turis asing pada Juni 2024 mengalami kenaikan sebesar 17,34 persen.
Saat ini ada empat maskapai yang melayani penerbangan langsung Malaysia ke Lombok atau arah sebaliknya Lombok ke Malaysia, yakni Batik Air Malaysia, AirAsia Indonesia, AirAsia Berhad, dan Super Air Jet.
Maskapai Batik Air Malaysia melayani penerbangan empat kali sepekan, Air Asia Indonesia memiliki frekuensi penerbangan tujuh kali sepekan, Air Asia Berhad melayani penerbangan tiga kali sepekan, dan Super Air Jet dengan frekuensi penerbangan dua kali sepekan.
Jamaluddin menuturkan keberadaan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) yang beranggotakan asosiasi perjalanan wisata hingga perhotelan bisa turut membantu promosi pariwisata ke luar negeri.
Baca juga: NTB siapkan desa wisata tampung penonton MotoGP
Pemprov NTB menyiapkan anggaran sekitar Rp1 miliar untuk BPPD. Dana itulah yang dipakai untuk menggencarkan promosi pariwisata NTB.
Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan, di antaranya membuka kerja sama bisnis ke bisnis, misi penjualan, bertemu agen perjalanan yang ada di Malaysia, Singapura atau Australia supaya mereka tertarik datang.
"Kalau tidak datang ke sana untuk promosi dan hanya baca di media sepertinya kurang. Paling bagus pemasaran sekarang langsung datang," kata Jamaluddin.
Baca juga: Wisata atraktif yang melibatkan langsung wisatawan di NTB ditingkatkan
Sebelum pandemi COVID-19, NTB pernah memiliki rute penerbangan langsung dari Lombok ke Australia. Ketika pandemi penerbangan langsung itu berhenti.
Pemprov NTB sudah berkoordinasi dengan maskapai untuk membuka kembali rute penerbangan langsung dari Lombok ke Perth. Namun, maskapai Air Asia meminta subsidi tiga bulan dengan nominal Rp5 miliar per bulan dan subsidi itu harus dibayar sekaligus tiga bulan.
Para pelaku industri pariwisata di Lombok mengumpulkan uang subsidi karena keterbatasan APBD. Dana patungan yang berhasil dikumpulkan itu sebesar Rp5 miliar, sehingga maskapai batal membuka rute penerbangan karena besaran subsidi tiga bulan yang dibayar sekaligus adalah Rp15 miliar.
Baca juga: Poltekpar sebut NTB perlu diversifikasi destinasi wisata baru
Pemprov NTB juga sudah mengikuti rapat dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terkait pembahasan penerbangan langsung dari beberapa negara untuk lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) di Indonesia, yaitu Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, Toba, dan Borobudur.
"Semoga rencana itu bisa terlaksana sebelum habis masa jabatan menteri yang sekarang pada Oktober 2024 dan sudah berproses di tingkat kementerian supaya nanti ada subsidi ke lima DPSP tersebut," kata Jamaluddin pula.
Baca juga: Museum NTB dorong pramuwisata dalami budaya lokal