Mataram (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan konsep mengembangkan kain Tenun Mataram dengan sentuhan modern.
Ketua Dekranasda Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana di Mataram, Senin, mengatakan, hal tersebut sebagai upaya Kota Mataram menciptakan aset tenun seperti kabupaten/kota lainnya di Pulau Lombok.
"Dengan konsep Tenun Mataram yang akan kami kembangkan, dapat menepis anggapan Mataram tidak memiliki aset tenun seperti kabupaten lain di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan, konsep mengembangkan kain Tenun Mataram itu terinspirasi dengan ditemukan seorang penenun asli asal Kota Mataram, yang menjadi embrio mengembangkan Tenun Mataram.
Dalam konsepnya, Dekranasda Kota Mataram akan modifikasi tenun yang sudah ada dengan tetap menjaga pakem Sasak, namun dikombinasikan dengan motif khas Kota Mataram seperti motif Sangkareang.
"Jika itu sudah bisa dibuat, maka ke depan jumlah penenun juga akan kami tambah dengan melakukan pelatihan dan pendampingan bagi warga Kota Mataram yang memiliki bakat minat menenun," katanya.
Baca juga: Sumbawa Barat promosi kain tenun produk lokal
Dengan demikian, lanjutnya, selain memiliki Batik Mataram ke depan Kota Mataram juga punya Tenun Mataram yang memang dibuat langsung oleh masyarakat Mataram.
"Kami tidak mau, Tenun Mataram dibuat oleh orang luar kota. Kami ingin Tenun Mataram dan Batik Mataram benar-benar dibuat warga Kota Mataram," katanya.
Terkait dengan itu, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan ke depan program kampung Batik Mataram satu kecamatan satu kampung batik juga diadopsi menjadi satu kecamatan satu kampung tenun Mataram sebagai upaya melestarikan warisan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Sumbawa Barat tingkatkan ekonomi kreatif lokal
Hal tersebut, sekaligus bagian dari upaya transformasi Dekranasda Kota Mataram sebagai motor penggerak usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang mampu bersaing hingga ke pasar internasional.
"InsyaAllah, kalau kita mau dan punya komitmen yang sama, konsep pengembangan kain batik dan tenun di Mataram bisa tercapai," katanya.
Diharapkan, setiap kecamatan minimal memiliki 10 hingga 20 pembatik aktif yang berproduksi secara berkelompok, untuk memperkuat identitas budaya lokal, serta menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan perajin.
Baca juga: Bupati Pathul: Festival menenun di Lombok Tengah tetap dilestarikan
Untuk Batik Mataram, lanjutnya, saat ini masih mengambil motif utama yakni Gapura Sangkareang, yang menjadi ciri khas dan kearifan lokal yang menjadi gerbang kreativitas dan inovasi masyarakat.
Motif gapura Sangkareang dikolaborasikan dengan berbagai hasil produk unggulan pelaku UMKM di Kota Mataram salah satunya kerang mutiara.
"Dengan demikian, Mataram akan memiliki batik dengan ciri khas tersendiri seperti kabupaten/kota lain di daerah ini," katanya.