Mataram (ANTARA) - Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Buin Baru, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Maharani binti Marzuki (30), merasa bermimpi bisa bertemu kembali keluarganya setelah 11 tahun putus kontak karena dirinya berada di Suriah.
"Senang sekali bisa bertemu dengan adik saya, Maharina dan keluarga," katanya kepada Antara di Mataram, Minggu.
Baca juga: Berkat medsos, keluarga temukan Maharani yang 11 tahun hilang di Suriah
Maharani akhirnya tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Minggu (22/9) pukul 08.30 Wita yang disambut oleh adik kandungnya, Maharina dan adik iparnya, Sandy Farboy serta relawan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Mataram, Rani.
Ditemukannya Rani ini berkat kerja sama yang baik dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, dan Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) SBMI Riyadh Arab Saudi.
Maharani mengaku dirinya sempat stres memikirkan keluarganya di tanah air karena bingung cara untuk menghubungi karena dirinya tidak memiliki telepon selular bahkan tidak punya akun medsos.
"Badan saya saja jadi kurus karena memikirkan keluarga hampir sebelas tahun," katanya.
Baca juga: SBMI: Alhamdulillah dalam sepekan Maharani berhasil ditemukan
Terlebih lagi, kata dia, dirinya tidak punya paspor hingga sulit untuk pulang ke tanah air. "Majikan saya bilang, sulit untuk pulang ke tanah air karena tidak ada paspor," katanya.
Keluarga berhasil menemukan jejak Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Buin Baru, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Maharani binti Marzuki (30) yang 11 tahun dianggap hilang di Suriah, melalui akun media sosial "facebook".
"Awal mengetahui keberadaan kakak ipar saya itu, dari akun facebook atas nama Arsi yang memajang foto Maharani sekitar Agustus 2019," kata adik ipar Maharani, Sandy Farboy,
Mengetahui keberadaan foto itu, kemudian dirinya mencoba memberikan pesan kepada pemilik akun facebook itu, namun sempat satu pekan tidak menanggapinya. Sehingga dirinya berinisiatif menghubungi melalui pesan semua rekan dari pemilik akun tersebut.
Akhirnya, kata dia, dirinya mendapatkan nomor pemilik akun itu yang dilanjutkan dengan mencoba menghubungi melalui aplikasi "WhatsApp". "Tidak tahunya dibalas oleh Arsi hingga diketahui kronologis hingga dipajang di facebook itu," katanya.
Pemilik akun itu menjelaskan awalnya bertemu dengan Maharani saat berada di salah satu toko di Suriah. Kemudian menanyakan kepada Maharani apakah berasal dari Indonesia yang dijawab membenarkan dari Indonesia. "Ternyata keduanya sama-sama dari Nusa Tenggara Barat," tambahnya.
Dari sana diketahui bahwa Maharani kehilangan kontak keluarganya sejak 2008 dan meminta rekannya Arsi untuk memajang fotonya di facebook. Maharani mengaku tidak punya facebook hingga minta tolong untuk disebarkan fotonya.
Sandy Farboy kemudian meminta tolong kepada Tim Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Riyadh Arab Saudi, Agus Gia. "Alhamdulillah akhirnya ditemukan juga setelah 11 tahun hilang kontak," katanya.
Baca juga: Maharani serasa mimpi bertemu keluarga setelah 11 tahun terpisah
"Senang sekali bisa bertemu dengan adik saya, Maharina dan keluarga," katanya kepada Antara di Mataram, Minggu.
Baca juga: Berkat medsos, keluarga temukan Maharani yang 11 tahun hilang di Suriah
Maharani akhirnya tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) pada Minggu (22/9) pukul 08.30 Wita yang disambut oleh adik kandungnya, Maharina dan adik iparnya, Sandy Farboy serta relawan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Mataram, Rani.
Ditemukannya Rani ini berkat kerja sama yang baik dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, dan Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) SBMI Riyadh Arab Saudi.
Maharani mengaku dirinya sempat stres memikirkan keluarganya di tanah air karena bingung cara untuk menghubungi karena dirinya tidak memiliki telepon selular bahkan tidak punya akun medsos.
"Badan saya saja jadi kurus karena memikirkan keluarga hampir sebelas tahun," katanya.
Baca juga: SBMI: Alhamdulillah dalam sepekan Maharani berhasil ditemukan
Terlebih lagi, kata dia, dirinya tidak punya paspor hingga sulit untuk pulang ke tanah air. "Majikan saya bilang, sulit untuk pulang ke tanah air karena tidak ada paspor," katanya.
Keluarga berhasil menemukan jejak Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Buin Baru, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Maharani binti Marzuki (30) yang 11 tahun dianggap hilang di Suriah, melalui akun media sosial "facebook".
"Awal mengetahui keberadaan kakak ipar saya itu, dari akun facebook atas nama Arsi yang memajang foto Maharani sekitar Agustus 2019," kata adik ipar Maharani, Sandy Farboy,
Mengetahui keberadaan foto itu, kemudian dirinya mencoba memberikan pesan kepada pemilik akun facebook itu, namun sempat satu pekan tidak menanggapinya. Sehingga dirinya berinisiatif menghubungi melalui pesan semua rekan dari pemilik akun tersebut.
Akhirnya, kata dia, dirinya mendapatkan nomor pemilik akun itu yang dilanjutkan dengan mencoba menghubungi melalui aplikasi "WhatsApp". "Tidak tahunya dibalas oleh Arsi hingga diketahui kronologis hingga dipajang di facebook itu," katanya.
Pemilik akun itu menjelaskan awalnya bertemu dengan Maharani saat berada di salah satu toko di Suriah. Kemudian menanyakan kepada Maharani apakah berasal dari Indonesia yang dijawab membenarkan dari Indonesia. "Ternyata keduanya sama-sama dari Nusa Tenggara Barat," tambahnya.
Dari sana diketahui bahwa Maharani kehilangan kontak keluarganya sejak 2008 dan meminta rekannya Arsi untuk memajang fotonya di facebook. Maharani mengaku tidak punya facebook hingga minta tolong untuk disebarkan fotonya.
Sandy Farboy kemudian meminta tolong kepada Tim Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Riyadh Arab Saudi, Agus Gia. "Alhamdulillah akhirnya ditemukan juga setelah 11 tahun hilang kontak," katanya.
Baca juga: Maharani serasa mimpi bertemu keluarga setelah 11 tahun terpisah