Positif COVID-19 NTB bertambah 42 satu diantaranya bayi usia 6 hari

id Virus Corona,COVID-19,NTB,Positif COVID-19,Positif COVID-19 NTB bertambah,Positif COVID-19 NTB

Positif COVID-19 NTB bertambah 42 satu diantaranya bayi usia 6 hari

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB, HL Gita Ariadi. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Angka positif baru COVID-19 di Nusa Tenggara Barat berdasarkan laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB hingga Sabtu (30/5) kembali bertambah 42 orang dan salah satu diantaranya bayi perempuan berusia enam hari.

Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas COVID-19 Provinsi NTB, HL Gita Ariadi mengatakan penambahan kasus baru tersebut setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 375 sampel dengan hasil 326 sampel negatif, tujuh sampel positif ulangan, dan 42 sampel kasus baru positif COVID-19.

"Penambahan positif 42 orang ini dari Kota Mataram 16 orang, Lombok Tengah 14 orang, Lombok Barat sembilan orang, Lombok Timur dua orang dan dari luar provinsi satu orang," ujarnya.

Gita, menjelaskan dari 42 orang yang dinyatakan positif COVID-19. Salah satu diantaranya, bayi perempuan berusia enam hari. Bayi perempuan berinisial B warga Desa Merembu, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat tersebut tercatat sebagai pasien nomor 617.

"Diketahui pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Bahkan, riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 pun tidak pernah. Saat ini dirawat di RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik," terang Sekda NTB ini.

Selain bayi perempuan berusia enam hari tersebut, terdapat dua pasien lagi yang masih tergolong anak-anak. Yakni pasien nomor 628 berinisi RSL, perempuan berusia 4 tahun warga Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. dan pasien nomor 615, inisial QGH, perempuan berusia 14 tahun warga Kelurahan Banjar, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

"Dengan semakin banyaknya kasus COVID-19 pada kelompok usia bayi dan balita serta anak-anak maka masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap penularan penyakit tersebut, karena kelompok usia ini rentan terhadap penularan penyakit," kata Gita.

"Orang tua harus lebih perhatian terhadap kesehatan bayi dan balitanya serta tidak membawa mereka keluar rumah tanpa pengawasan dan berkumpul di tempat-tempat keramaian," sambungnya.

Selain kasus baru positif, pada hari ini juga lanjut Sekda NTB, terdapat penambahan pasien sembuh COVID-19 sebanyak 12 orang setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif. Mereka ini berasal dari Kota Mataram enam orang, Kabupaten Lombok Barat tiga orang, Lombok Utara dua orang dan Lombok Tengah satu orang. Disamping itu terdapat satu orang pasien meninggal dunia.

"Pasien nomor 636 berinisial SS, perempuan berusia 30 tahun warga Kelurahan Turida, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19. Riwayat kontak dengan orang sakit COVID-19 tidak pernah. Pasien meninggal dan dilakukan tatalaksana sesuai COVID-19," ucap Sekda NTB.

Menurutnya, dengan adanya tambahan 42 kasus baru terkonfirmasi positif, 12 tambahan sembuh baru, dan satu kasus kematian baru, maka jumlah pasien positif COVID-19 di NTB menjadi sebanyak 636 orang, dengan perincian 291 orang sudah sembuh, 11 meninggal dunia serta 334 orang masih positif dan dalam keadaan baik.

"Karena itu untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan COVID-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif," imbuhnya.

Lebih lanjut, Gita berpesan bahwa memperhatikan dinamika sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam beberapa waktu ini, dengan jumlah kasus positif COVID-19 yang semakin meningkat. Pihaknya, kembali mengingatkan seluruh masyarakat bahwa penyakit COVID-19 bukanlah suatu aib. Jika ada salah satu warga kita yang terpapar COVID-19 maka tidak ada yang boleh bersikap paranoid serta mengucilkan mereka.

"Penting untuk kita pahami bersama, bahwa dengan disiplin menerapkan seluruh protokol pencegahan COVID-19 serta mematuhi anjuran dan himbauan pemerintah maka sangat kecil kemungkinannya terpapar wabah ini. Selain itu, terhadap tiga kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap COVID-19 ini," katanya.