Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa warga yang tinggal di zona merah dan oranye atau daerah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi dan sedang, diwajibkan melaksanakan Shalat Idul Fitri di rumah.
"Bagi masyarakat yang berada di zona merah dan oranye maka diwajibkan untuk shalat Id di rumah saja," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan virtual dari Jakarta, Selasa.
"Shalat Id secara berjamaah dapat dilakukan di daerah dengan zona risiko kuning dan hijau dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan diikuti maksimal 50 persen jamaah dari total kapasitas masjid serta jamaah membawa perlengkapan shalat sendiri," ia menambahkan.
Di zona kuning dan hijau, daerah dengan risiko penularan rendah dan daerah tanpa kasus COVID-19, ia menjelaskan, pelaksanaan ibadah berjamaah boleh dilakukan di masjid dengan beberapa ketentuan.
Jamaah kegiatan ibadah di masjid di daerah dalam zona kuning dan hijau harus dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas tempat ibadah.
Selain itu, warga yang mengikuti kegiatan ibadah berjamaah di masjid harus wudhu dari rumah, membawa perlengkapan shalat sendiri, dan menaati protokol kesehatan.
Pengurus masjid atau musala harus menyediakan fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan atau cairan pembersih tangan serta memastikan jamaah menaati protokol kesehatan.
Jika memungkinkan, Wiku mengatakan, pengurus masjid bisa memanfaatkan teknologi untuk menyiarkan khutbah secara virtual.
Ia menjelaskan bahwa tindakan pencegahan penularan virus corona juga harus dilakukan dalam kegiatan seperti sahur atau buka puasa bersama, peringatan Nuzulul Quran, takbiran, dan halal bihalal.
Penyelenggara kegiatan keagamaan yang menghadirkan banyak orang, menurut Wiku, harus melapor ke satuan tugas daerah serta mengupayakan kegiatan berlangsung singkat di ruang dengan sirkulasi udara baik dengan jumlah peserta maksimal 50 persen dari kapasitas ruang.
Dia menyarankan kegiatan yang melibatkan banyak orang dilaksanakan secara virtual guna meminimalkan kontak fisik, yang berisiko menyebabkan penularan virus corona.
Wiku mengatakan bahwa pembatasan dalam kegiatan keagamaan dilakukan untuk meminimalkan risiko penularan virus corona.
"Mengingat dalam keadaan ini aspek keselamatan dan kesehatan menjadi hal yang harus diutamakan, mari kita menjalankan yang wajib yaitu untuk saling melindungi baik diri sendiri maupun orang lain dan menunda terlebih dahulu praktik ibadah yang menimbulkan kerumunan dan dilakukan di dalam ruangan tertutup," katanya.
Berita Terkait
Tempat Shalat Idul Fitri di Jakarta warga Muhamadiyah
Selasa, 9 April 2024 17:55
Sebanyak 11 lapangan di Mataram jadi lokasi shalat Idul Fitri
Selasa, 9 April 2024 14:29
Muhammadiyah Lombok Tengah gelar shalat Idul Fitri pada 10 April 2024
Senin, 8 April 2024 14:20
Lokasi Shalat Ied di Bali cukup meski serentak pemerintah
Minggu, 7 April 2024 19:15
Mengawali, Ratusan Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul gelar shalat Idul Fitri
Jumat, 5 April 2024 22:07
Pemkot Bima menetapkan delapan lokasi shalat Idul Fitri 1445 Hijriah
Kamis, 4 April 2024 4:30
DLH Mataram pastikan lapangan Shalat Id bebas sampah
Rabu, 3 April 2024 14:52
Shalat Idul Fitri di Mataram dipusatkan di halaman Lombok Epicentrum Mall
Selasa, 2 April 2024 16:04