Bogor, Jabar (ANTARA) - Sebuah riset yang dilakukan organisasi nirlaba internasional Marine Stewarship Council (MSC) bersama lembaga peneliti independen GlobeScan menyimpulkan sangat penting untuk bertindak sekarang guna melindungi keanekaragaman hayati laut.
"Dan juga persediaan makanan serta mata pencaharian yang bergantung padanya," kata CEO MSC Rupert Howes dalam taklimat media yang dikirimkan kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Rabu, seperti disampaikan Direktur Program MSC Indonesia Hirmen Sofyanto.
Ia menyatakan ada kekhawatiran mendalam tentang masa depan lautan, tetapi pesan yang jelas dari survei global ini adalah semakin banyak orang yang menyadari bahwa pilihan mereka dalam memberi dapat membawa perubahan.
Baca juga: Kementerian menjadikan Kawasan Teluk Serewe untuk budidaya rumput laut
Baca juga: NTB mengekspor 120 ribu kilogram rumput laut ke Tiongkok
Konsumen dan pasar, katanya, adalah kekuatan yang kuat untuk perubahan, memberi penghargaan kepada para nelayan yang menangkap ikan di lautan secara berkelanjutan. Namun, kata dia, mengingat skala tantangannya, penting bagi pemerintah untuk memainkan peran mereka, guna memastikan bahwa perikanan di seluruh dunia dikelola secara berkelanjutan.
Ia menambahkan pada Hari Laut Sedunia 2022, MSC telah merilis serangkaian film pendek tentang penangkapan ikan yang berkelanjutan, yang menampilkan inovasi yang dilakukan oleh perikanan untuk membantu menjaga laut.
Berita Terkait
MSC mendukung lima perikanan berkelanjutan
Kamis, 31 Agustus 2023 21:34
Mahasiswa dan ilmuwan Indonesia ditantang meraih dana OSF Rp16 miliar
Rabu, 5 Oktober 2022 16:33
MSC: Perikanan butuh jeda pulihkan populasi
Minggu, 18 September 2022 23:01
MSC: Perkembangan sertifikasi kakap dan kerapu laut sudah bagus
Sabtu, 3 September 2022 19:25
RRQ Hoshi lolos ke babak playoff MSC
Senin, 13 Juni 2022 5:44
Membangun perikanan berkelanjutan lewat sinergi "triple helix"
Kamis, 14 Oktober 2021 23:13
Alzheimer, "hantu" lansia Oleh dr Dito Anurogo MSc
Senin, 21 Januari 2019 13:32
Telaah - KEMENANGAN RAKYAT MESIR Oleh Drs. Sapto Waluyo, MSc*
Minggu, 1 Juli 2012 11:04