NTB BERTEKAD PERTAHANKAN PENGHARGAAN APKLI

id

     Mataram, 17/2 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bertekad untuk tetap mempertahankan penghargaan yang diberikan Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia atau APKLI, melalui penataan dan pembinaan yang semakin ditingkatkan.

     "Tentu penghargaan itu akan semakin memotivasi NTB untuk terus menata dan membina pedagang kaki lima," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Moh Faozal, di Mataram, Jumat.

     Pada 15 Februari 2012, Dewan Pengurus Pusat (DPP) APKLI memberikan penghargaan kepada tiga gubernur di Indonesia, yang dinilai sukses dalam menata dan membina pedagang kaki lima.

     Ketiga gubernur itu masing-masing Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, dan Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo.

     APKLI Award 2012 itu diserahkan Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun M Biomed,kepada tiga gubernur itu, yang berlangsung di Monumen Tugu Proklamasi Jakarta dalam kegiatan puncak Hari Lahir (Harlah) ke-19 APKLI.       

     Hadir dalam acara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UM) Syarief Hasan selaku pelindung APKLI, dan sesepuh serta pendiri APKLI diantaranya Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Nasional (Wantimnas) APKLI.

     Faozal mengatakan, penghargaan APKLI 2012 itu merupakan buah manis dari kerja keras dalam menata pedagang kaki lima yang selama ini dilakukan Pemprov NTB bersama-sama masyarakat.

     "Tentu penghargaan yang diraih itu bukan untuk dibanggakan tetapi harus dijadikan motivasi untuk melakukan penataan pedagang kaki lima yang lebih baik lagi, bukan saja di pusat-pusat perkotaan tetapi juga pada lokasi strategis lainnya," ujarnya.

     Menurut Faozal, saat menerima penghargaan itu, Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut akan dijadikan pemicu dan pemacu semangat baru untuk makin giat menata pedagang kaki lima.

     Dengan upaya itu, diharapkan opini terhadap pedagang kaki lima yang buruk, kumuh serta sarat masalah akan dapat dihilangkan melalui upaya nyata berupa penataan dan pembinaan secara berkelanjutan.

     "Dengan begitu, ada upaya nyata untuk mengubah wajah NTB menjadi daerah yang semakin hidup, sekaligus mendorong tumbuh kembangnya ekonomi kerakyatan. Di kemudian hari pedagang kaki lima itu bisa saja menjadi pengusaha yang lebih profesional," ujarnya.

      Pemprov NTB, tambah Faozal, bertekad menumbuhkan kreatifitas pedagang kaki lima agar tidak semata menjadi pedagang biasa, tetapi dapat menjadi pedagang kreatif lapangan yang berpotensi menumbuhkan lapangan kerja baru. (*)