PESERTA SEPEDA KOMPAS BALI-KOMODO JELAJAHI NTB

id

     Mataram, 19/9 (ANTARA) - Peserta Jelajah Sepeda Kompas Bali-Komodo menjelajahi rute di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, sejauh 540 kilometer dari jantung Kota Mataram hingga Sape, ujung timur Pulau Sumbawa.   

     Peserta Jelajah Sepeda Kompas Bali-Komodo sebanyak 67 orang itu, dilepas Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi di depan kantor Gubernur NTB di Jalan Pejanggik, Kota Mataram, Rabu pagi.

     Zainul Majdi sempat mengkritisi nama kegiatan Jelajah Sepeda Kompas Bali-Komodo yang tidak mencantumkan identitas NTB seperti Lombok atau Sumbawa, padahal sebagian besar rutenya melintasi wilayah NTB.

     Perjalanan bersepeda jarak jauh rute Bali-Komodo melewati lima pulau di Provinsi Bali, NTB dan Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Komodo, sejak 18-24 September 2012.

     Rute itu menempuh jarak sejauh 610 kilometer di darat, dan sekitar 19 jam di laut saat menyeberangi Padangbay (Bali)-Lembar (Lombok), Kayangan (Lombok)-Pototano (Sumbawa), Sape (Sumbawa)-Labuan Bajo (Flores)-Komodo,

     Dari 610 kilometer itu, rute sepanjang 540 kilometer diantaranya berada di wilayah NTB.

     Untuk Etape I, peserta jelajah sepeda Bali-Komodo itu tiba finis di depan Hotel Jayakarta, di Senggigi, Lombok, Rabu (18/9) pukul 19.30 Wita.

     Etape II rute Lombok-Alas (Sumbawa) mulai Rabu (19/9) pukul 07.30 Wita, dari garis star depan Kantor Gubernur NTB di Mataram, untuk selanjutnya Etape III dari Alas (Sumbawa) menuju Sape (Bima) lalu menyeberang ke Labuanbajo (Pulau Flores) kemudian ke Pulau Komodo (NTT), yang dijadwalkan tiba 24 September 2012.   

     "Dalam jelajah ini daratan NTB yang paling panjang rutenya, tapi Kompas hanya menggunakan nama Bali-Komodo, tidak ada Lombok dan Sumbawa, tapi tidak apa-apa, kami apresiasi," ujarnya. 

     Zainul menyambut baik kegiatan tersebut, dan menyarankan peserta jelajah sepeda Bali-Komodo itu untuk menikmati keindahan wilayah NTB sebagaian bagian dari panorama Nusantara.

     "Setelah kembali ke daerah asal masing-masing, ceritakanlah potensi NTB agar yang mendengarnya mau datang ke daerah ini," ujarnya.

     Sedangkan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo mengatakan, jelajah sepeda lintas pulau digelar untuk menyikapi krisis lingkungan akibat kerusakan hutan, pencemaran udara yang bersumber dari kendaraan umum dan pabrik semakin parah.

     Kegiatan bersepeda jarak jauh itu untuk mengkampanyekan lingkungan yang bersih dan hidup sehat, termasuk ikut memanggungkan potensi wisata dan ekonomi serta budaya daerah melalui media massa.

     Sejak 2007, harian Kompas secara serius menggelar sepeda gembira (funbike) di berbagai kota besar, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Palembang, dan Makassar, melibatkan ribuan masyarakat setempat.

     Kegiatan itu sudah tiga kali digelar, yakni Anyer-Panarukan menempuh jarak 1.200 kilometer tahun 2008, Surabaya-Jakarta sejauh 1.200 kilometer tahun 2010, dan Jelajah Sepeda Jakarta-Palembang sejauh 820 kilometer tahun 2011.

    "Tahun lalu melintasi satu pulau (Jawa), tahun ini lima pulaun," ujar Budiman. 

    Rencana Kompas, pada 2015 saat harian Kompas genap berusia 50 tahun, akan digelar perjalanan sepeda dari Sabang (Aceh) sampai Marauke (Papua).(*)