Disperin NTB melatih petani tembakau untuk turunkan kemiskinan

id Petani Tembakau,Penurunan Stunting

Disperin NTB melatih petani tembakau untuk turunkan kemiskinan

Para petani milenial merajang tembakau lembutan. (ANTARA/Heru Suyitno)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perindustrian (Disperin) Nusa Tenggara Barat menggelar bimbingan teknis peningkatan kapasitas petani tembakau untuk meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan menurunkan persentase kemiskinan dan stunting.

"Kami melatih 20 orang petani tembakau dari sejumlah kabupaten sentra produksi di Pulau Lombok. Mereka dilatih selama lima hari," kata Kepala Disperin NTB Nuryanti.

Ia mengatakan upaya meningkatkan kapasitas petani tembakau sesuai kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kemajuan para petani tembakau dalam pengentasan kemiskinan dan stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bayi di bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Pelatihan itu juga salah satu strategi untuk mengentaskan kemiskinan, di mana masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang ada di desa sehingga pemerintah siap memfasilitasi pembinaan atau pemberdayaan masyarakat.

"Modal awal kita adalah pikiran positif sehingga dapat melahirkan ide positif dan salah satu langkah dan ikhtiar dari Disperin NTB dalam upaya penurunan stunting dan kemiskinan, sinergitas berbagai pihak karena industrialisasi tidak bisa lepas dari pada ekosistem dan kerja sama," ujarnya.

Kepala Bidang Pembangunan Sumberdaya Industri, Disperin NTB, Lalu Luthfi, mengatakan petani tidak hanya bisa memanfaatkan potensi tembakau, tapi semua potensi yang ada di desa dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menambah pendapatan serta meningkatkan kesejahteraannya.

Oleh sebab itu dalam bimbingan teknis tersebut, petani juga dibimbing untuk dapat melakukan pengolahan hasil sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Bimbingan teknis tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani dalam hal penanganan pascapanen tanaman pangan dengan menjaga dan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi.

"Dengan begitu pendapatan dan kesejahteraan masyarakat petani dapat meningkat dalam mewujudkan ekonomi masyarakat yang stabil menuju NTB Gemilang," kata Luthfi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB tercatat jumlah penduduk miskin di NTB pada Maret 2022 sebanyak 731.940 orang atau sebesar 13,68 persen.

Sementara itu, data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 menyebutkan prevalensi stunting rata-rata di NTB di angka 31,4 persen. Target di akhir 2022 adalah bisa mencapai 26,85 persen. Sedangkan di 2023 bisa menurun lagi menjadi 22,42 persen, sehingga di tahun 2024 bisa menuju angka prevalensi stunting di 17,98 persen.