Kemarau basah, Distanbun NTB tak rekom petani tanam tembakau

id NTB,Distanbun NTB,Tembakau,Petani Tembakau

Kemarau basah, Distanbun NTB tak rekom petani tanam tembakau

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Taufiek Hidayat. ANTARA/Nur Imansyah.

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Nusa Tenggara Barat tidak merekomendasikan petani setempat menanam tembakau menyusul anomali cuaca kemarau basah guna mencegah kerugian akibat gagal panen.

"Kita sudah ingatkan, BMKG juga sudah mengingatkan bahwa saat ini kita masuk kemarau basah, artinya apa menanam tanaman yang butuh irigasi terukur dan teratur, sehingga tidak dianjurkan menanam (tembakau) dengan anomali cuaca seperti ini," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Taufiek Hidayat di Mataram, Jumat.

Hal ini disampaikan Kepala Distanbun NTB, Taufiek Hidayat menyikapi banyak lahan tembakau milik petani setempat yang kini dilaporkan rusak akibat terendam air hujan meski di tengah musim kemarau basah tersebut.

Ia mengakui meski kondisi cuaca seperti ini petani sebetulnya tetap bisa menanam, hanya saja mitigasi-nya harus bagus. Contohnya, drainase-nya di atur, sehingga ketika hujan turun airnya langsung habis tidak tergenang.

"Tapi ini kan tidak di atur dan tanam tembakau di lahan yang sebelumnya untuk lahan baku sawah (LBS) untuk tanaman padi. Karena cuaca menuju ke kering dikira tidak ada tergenang air," ujarnya.

Baca juga: Kemarau basah mengancam pertumbuhan tanaman tembakau di Lombok Tengah

Menurut Taufiek, menanam tanaman tembakau ini sama seperti halnya menanam bawang yang tidak terlalu banyak membutuhkan air, sehingga kalau menanam tembakau harus dibuat pematang dan drainase yang bagus.

Namun demikian, sampai dengan saat ini pihaknya belum satu pun menerima laporan petani yang tanaman tembakaunya rusak akibat terendam air hujan. Meski begitu, pihaknya tetap melakukan pendataan jika ada lahan tembakau yang dilaporkan mengalami kerusakan.

Baca juga: Petani padi Lombok Tengah beruntung dampak kemarau basah

Menurutnya, saat ini luas tanaman tembakau di NTB mencapai 39 ribu hektare dan 90 persen-nya menggunakan LBS padi. Dengan kondisi cuaca seperti ini, pihaknya merekomendasikan kepada petani untuk lebih menanam padi, bukan tembakau. Begitu juga dengan tanaman bawang tidak direkomendasikan karena usianya pendek 3 bulan.

"Kalau tembakau tidak bisa ditunda karena dia butuh waktu 6 bulan. Tapi karena tanam tembakau maka LBS kita hilang itu sekitar 80 ribu hektare dari tembakau saja. Sedangkan jumlah produksi kita 49 ribu ton tembakau rajangan dan virginia," terang Taufiek.

Disinggung apakah tidak ada biaya pengganti yang disediakan pemerintah terhadap lahan tembakau petani yang rusak. Taufiek menegaskan ada anggaran yang disiapkan pemerintah. Hanya saja, dalam bentuk asuransi, hal ini sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) tidak boleh difasilitasi bagi petani yang menanam di LBS.

"Lahan tembakau yang di tanami tembakau ini LBS tipe 1, sehingga tidak dianjurkan tanam tembakau yang indeks tanahnya 200. Boleh menanam tapi sudah di asuransikan. Kalau ada asuransi ditanggung pemerintah 80 persen, 20 persen ditanggung petani," katanya.

Baca juga: Cuaca kemarau basah memicu kenaikan harga cabai di Mataram NTB
Baca juga: Distan Mataram ingatkan peternak unggas waspada kemarau basah

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.