Mataram, 16/11 (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat produk domestik regional bruto triwulan III 2012 mencapai Rp13,09 triliun.
"Produk domestik regional bruto (PDRB) yang tercipta pada triwulan III 2012 lebih tinggi 7,18 persen dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,21 triliun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Soegarenda, di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB dengan subsektor pertambangan nonmigas atas dasar harga (ADH) berlaku mencapai Rp13,09 triliun, sedangkan ADH konstan Rp5,04 triliun.
Sementara tanpa subsektor pertambangan nonmigas ADH berlaku mencapai Rp11,04 triliun, sedangkan ADH konstan mencapai Rp4,42 triliun.
Soegarenda mengatakan, komposisi peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB Provinsi NTB pada triwulan III 2012 adalah sektor primer sebesar 46,06 persen, dimana 28,36 persen di antaranya atau Rp3,71 triliun berasal dari sektor pertanian dan 17,70 persen atau Rp2,32 triliun berasal dari sektor pertambangan dan penggalian.
"Sektor ekonomi lain yang memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa yaitu masing-masing sebesar 16,48 persen dan 11,73 persen," katanya.
Ia mengatakan, PDRB Provinsi NTB jika ditinjau dari sisi pengeluaran, perekonomian pada triwulan II 2012 tetap didominasi oleh komponen konsumsi rumah tangga, yaitu mencapai Rp6,74 triliun.
Hal itu secara tidak langsung memberikan indikasi jika konsumsi rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap besaran PDRB NTB dari waktu ke waktu.
Komponen PDRB pengeluaran yang juga memberikan andil yang cukup signifikan adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan perubahan stok.
Selama triwulan III 2012, komponen PMTB dan perubahan stok mencapai Rp3,75 triliun.
Sementara komponen komponen eskpor mampu memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada triwulan III 2012, yaitu mencapai Rp3,47 triliun.
Secara umum, kata Soegarenda, komponen ekspor didominasi oleh produk tambang terutama tambang nonmigas, dimana tercatat lebih dari 90 persen komponen ekspor merupakan komponen bahan tambang nonmigas.
"Sementara komponen impor menjadi pengurang dalam PDRB, selama triwulan III 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan II 2012, yaitu Rp2,95 triliun menjadi Rp3,23 triliun," katanya.
(*)