Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Perhimpunan Hematologi & Transfusi Darah Indonesia Dr. dr. TB. Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM tak menyarankan orang-orang meminum kafein bersamaan dengan makan besar karena dapat mengganggu penyerapan zat besi dari makanan.
"Oleh karena itu, pada pasien defisiensi besi kami sarankan tidak makan sambil minum teh atau kopi atau susu," ujar dia dalam konferensi pers Peringatan Hari Kekurangan Zat Besi 2022 di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, Djumhana merekomendasikan agar orang-orang menunggu sekitar dua jam setelah makan untuk bisa meneguk minuman mengandung kafein agar penyerapan zat besi dari makanan tak terganggu.
Menurut dia, cara ini juga sekaligus mencegah terkena anemia kekurangan zat besi yang ditandai seperti rambut rontok, kelelahan, kekurangan energi, sesak napas, detak jantung yang tidak teratur, dan kulit pucat.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia meningkat dari 21,7 persen (2013) menjadi 23,7 persen (2018) dari total populasi di Indonesia.
Data juga menunjukkan, pada 2018, sebanyak tiga dari 10 remaja Indonesia menderita penyakit anemia dan 62,6 persen kasus anemia yang terjadi disebabkan oleh kekurangan zat besi.
Selain memperhatikan waktu konsumsi kafein, upaya lain yang bisa orang lakukan demi mencegah anemia yakni dengan mengonsumsi makanan mengandung zat besi dari dari sumber hewani misalnya hati sapi maupun non-hewani seperti sayuran hijau seperti bayam, sawi dan brokoli.
Selain itu, Djumhana juga menyarankan para remaja putri yang kekurangan zat besi bisa mendapatkan tablet tambah darah (TTD) atau suplemen zat besi lainnya.
"Preparat besi oral atau suntikan. Yang suntikan diberikan pada pasien yang secara oral tidak bisa konsumsi misalnya karena hamil, mual, muntah. Jangan diberikan pada pasien thalassemia, inflamasi kronik, HIV, lupus sehingga saya sarankan tanya dokter terlebih dulu," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter tak sarankan minum teh bersamaan dengan makan
Berita Terkait
Terapi sekretom membantu mengatasi kebotakan
Rabu, 13 Maret 2024 17:28
Penyakit jantung salah satunya disebabkan kadar hormon stres
Kamis, 25 Mei 2023 19:21
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14