Pemprov NTB bantu perpustakaan rumah ibadah

id Pemrov. NTB

Pemprov NTB bantu perpustakaan rumah ibadah

buku agama (ist)

Hingga 2012 sebanyaik 542 rumah ibadah yang dibantu, baik masjid, pura maupun gereja. Bantuan buku untuk rumah ibadah itu antara 250 hingga 300 eksemplar termasuk untuk pondok pesantren
Mataram, (Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat setiap tahun membantu buku untuk perpustakaan rumah ibadah karena koleksi buku yang ada telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat guna menambah pengetahuan mereka tentang berbagai hal.

"Hingga 2012 sebanyaik 542 rumah ibadah yang dibantu, baik masjid, pura maupun gereja. Bantuan buku untuk rumah ibadah itu antara 250 hingga 300 eksemplar termasuk untuk pondok pesantren," kata Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi NTB Arsyad Abdul Gani di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, bantuan buku yang diberikan untuk rumah ibadah itu selain buku agama juga buku-buku lain yang dibutuhkan masyarakat, seperti buku tentang pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.

Menurut dia, bantuan buku tersebut diberikan setiap tahun, namun jumlahnya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. Yang cukup menggembirakan adalah keberadaan perpustakaan rumah ibadah.

"Masyarakat memanfaatkan waktu selesai shalat untuk membaca buku sambil menunggu tiba waktu shalat berikutnya, misalnya selesai shalat Magrib mereka tidak pulang, tetapi memanfaatkan waktu untuk membaca buku sambil menunggu tiba waktu shalat Isya," katanya.

"Ini bagus sekali dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat dan waktu luang memang tersedia pada sore dan malam hari. Keberadaan perpustkaan kantor desa kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, karena hanya buka siang hari," katanya.

Arsyad mengakui akhir-akhir ini banyak permintaan dari masyarakat agar perpustakaan kantor desa dipindah ke masjid agar koleksi buku yang ada bisa dimanfaatkan dengan baik.

Minat baca masyarakat, menurut dia, cukup tinggi terbukti dengan kian banyaknya permintaan pelayanan perpustakaan keliling dari desa-desa termasuk untuk penambahan koleksi perpustakaantempat ibadah.

Dia mengatakan, tingginya minat baca tersebut tercermin dari kian meningkatnya angka pengunjung perpustakaan di NTB yang setiap tahun mencapai 1 juta orang.

Sementara jumlah anggota perpustakaan juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Pada tahun 2011 jumlah anggota perpustakaan hanya 5.000 orang, meningkat 100 persen lebih pada 2012 menjadi 10.304 orang

"Karena itu sebenarnya kurang tepat kalau angka buta aksara di NTB tinggi, sebab permintaan pelayanan perpustakaan keliling cukup banyak. Mereka sebenarnya ingin membaca hanya saja belum memiliki bahan bacaan, karena membeli buku belum menjadi prioritas," katanya.

Ia mengatakan, sebagian besar masyarakat terutama dari kalangan tidak mampu memprioritaskan kebutuhan sandang, pangan dan papan, sementara buku sebagai bahan bacaan belum menjadi prioritas.

Karena itu, kata Arsyad, pihaknya berupaya melayani kebutuhan bacaan bagi masyarakat di perdesaan itu dengan memberikan pelayanan melalui perpustakaan keliling yang bisa menjangkau hingga ke pelosok desa.

"Hampir semua desa terpencil meminta dilayani perpustakaan keliling. Alhamdulillah kabupaten sudah mulai jalan dengan mengerahkan perpustakaan keliling, selain itu juga disiapkan taman bacaan di sejumlah tempat rekreasi," katanya.

Menurut dia, setiap pagi perpustakaan keliling dibuka di sejumlah tempat rekreasi, seperti di Taman Udayana dan Taman Sangkareang, Taman Loang Balok Mataram. Selain itu juga di kawasan wisata Senggigi ada perpustakaan keliling yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Kami dari tingkat provinsi mengoperasionalkan empat unit mobil perpustakaan keliling dan kabupaten/kota juga memiliki mobil perpustakaan tersebut, masing-masing mengoperasikan satu hingga dua unit," ujarnya.

Untuk menjangkau daerah terpencil, menurtut Arsyad, pihaknya belum mampu. Karena itu diharapkan kabupaten bisa memberikan pelayanan hingga ke pelosok desa yang jauh dari perpustakaan yang ada di kota.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah NTB juga membantu seluruh perpustakaan desa. Hingga kini sekitar 90 persen desa dan kelurahan yang ada di NTB dibantu masing-masing 1.000 eksemplar buku dari berbagai judul.

Bantuan buku itu, katanya, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, seperti buku keterampilan, buku pertanian, peternakan, anyam-anyaman, buku-buku agama dan bacaan kalangan remaja.

Mengenai jumlah koleksi buku khusus di Perpustakaan Daerah NTB hingga kini mencapai 400.000 eksemplar terdiri dari ribuan judul. Koleksi tersebut akan terus ditambah setiap tahun.

"Kita masih mengalami kekurangan buku soal kesehatan termasuk buku-buku ilmu kedokteran dan farmasi serta buku-buku teknik. Buku-buku mengenai teknologi informasi juga relatif terbatas," kata Arsyad.

***4***

(T.M025/B/M026/M026) 16-05-2013 21:44:15