Pemprov NTB waspadai kenaikan inflasi jelang Ramadan dan WSBK

id NTB,Pemrov NTB,Inflasi ,Ramadhan ,WSBK,inflasi

Pemprov NTB waspadai kenaikan inflasi jelang Ramadan dan WSBK

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H. Lalu Gita Ariadi. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Nusa Tenggara Barat (NTB) mewaspadai potensi tingginya inflasi pada bulan Ramadan dan saat digelarnya ajang World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika pada Maret 2023 mendatang.

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Lalu Gita Ariadi di Mataram, Rabu, mengatakan, meski masih jauh pada momentum hari-hari besar keagamaan, permintaan barang selalu meningkat. "Selain puasa Ramadan, juga ada pelaksanaan Hari Raya Nyepi umat Hindu di Maret itu, sehingga pasokan atau distribusi barang dan bahan pangan masyarakat harus dipastikan lancar dan stabil," ujarnya. 

Menurut Sekda, momentum hari-hari besar biasanya selalu rawan terjadinya kenaikan harga seiring tingginya permintaan, namun suplai tidak seimbang. "Ini rawan, harus diantisipasi. Biasanya di Desember terjadi slow down, di hari- hari berikutnya bisa rawan. Kita langsung berhadapan dengan momentum yang rentan terjadinya inflasi," ujar Lalu Gita Ariadi.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB ini mengatakan cuaca ekstrem juga sering menyumbang inflasi di daerah karena mempengaruhi produksi pangan. Namun diharapkan cuaca ekstrem ini tak berkelanjutan, sehingga tingkat inflasi bisa terjaga dengan baik.

Baca juga: BI naikkan suku bunga acuan 25 bps
Baca juga: Ekonomi Kaltara pada 2023 tumbuh sampai 4,98 persen


Oleh karena itu salah satu upaya untuk menekan laju inflasi, kata dia, yakni dengan menggelar operasi pasar untuk kebutuhan pokok seperti beras. "Bulog Divre NTB juga dinilai rutin mengadakan operasi pasar agar harga beras stabil dan tidak berkontribusi terhadap inflasi," katanya.

TPID mewaspadai inflasi di Maret - April 2023 mendatang karena melihat tingginya inflasi pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, di mana inflasi secara tahunan (yoy) gabungan dua kota (Kota Mataram dan Kota Bima) sebesar 6,23 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,97 pada Bulan Desember 2021 menjadi 112,57 pada Desember 2022. Angka inflasi ini lebih tinggi dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,51 persen.