Tiap kelurahan di mataram tersedia bidan

id polindes,bidan

Bahkan pada satu kelurahan atau Puskesmas telah ada dua tenaga bidan belum termasuk bidan yang tinggal Pos Persalinan Desa (Polindes
Mataram,(Antara) Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Usman Hadi mengatakan, tidak ada lagi persalinan di Kota Mataram yang dibantu dukun beranak, karena semua kelurahan telah memiliki tenaga kesehatan atau bidan.

"Bahkan pada satu kelurahan atau Puskesmas telah ada dua tenaga bidan belum termasuk bidan yang tinggal Pos Persalinan Desa (Polindes)," katanya di Mataram, Senin.

Disamping telah tersedianya tenaga kesehatan di setiap Puskesmas dan Polindes, juga kesadaran masyarakat yang cukup tingggi untuk melakukan persalinan baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas dan Polindes denga rata-rata persalinan satu hingga dua orang per hari di setiap Polindes.

Dengan tidak adanya persalinan yang ditolong dukun, maka program pelatihan bagi dukun beranak kini ditiadakan khususnya untuk Kota Mataram, sementara kabupaten lainnya kemungkinan masih ada.

Namun demikian, jika ada persalinan di daerah yang masih ada dukun beranaknya, maka bidan dan dukun bekerja sama seperti bidang menangani persalinan sementara dukun ditugasi untuk memandikan bayi dan mencuci pakaian bayi.

Diakatakn, ketika bayi usia enam hari atau telah putus tali pusarnya dukun dipanggil untuk malukan acara `mendak api` atau matikan api sekaligus pemberian nama sang bayi.

"Persalinan di Kota Mataram baik di Rumah Sakit maupun puskesmas tidak dipungut biaya baik miskin maupun kaya, hal ini sudah menjadi kebijakan pemerintah baik kota mapun provinsi, bhkan mulai tahun ini warga masyarakat yang dirawat di kelas III juga gratis," katanya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Mataram H L Martawang mengatakan, Rumah sakit Daerah Kota Mataram merupakan satu-satunya Rumah Sakit di NTB yang memberikan pelayanan gratis bagi masyarakat yang rawat inap di kelas III dan akan dimulai pada 31 Agustus 2013.

Pelayanan Jamkesmas yang selama ini sering dikeluhkan masyarakat sebenarnya bukan tanpa solusi.

Estimasi dana yang dianggarkan Pemerintah Kota Mataram sendiri mencapai Rp32 milyar untuk penduduk yang belum memiliki asuransi kesehatan, dan Rp10 milyar untuk proses pengantian.

Dikatakan, kesimpulannya pelayanan gratis tersebut diperuntukkan bagi para masyarakat yang belum terdaftar menjadi peserta Jamkesmas dan Jamkesda.

Menurut data, pengguna Jamkesmas di Kota Mataram naik cukup signifikan dari 86 ribu jiwa pada tahun 2012 menjadi 138.270 jiwa tahun 2013.