Mataram (Antara Mataram) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Prof Dr Abdullah Syam MSc mengatakan, pihaknya telah berkomitmen untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan religius.
"Lembaga Dakwah Islam Indonesia sebagai sebuah ormas Islam berkomitmen dalam membangun sumber daya manusia yang profesional dan religius," kata Abdullah pada momentum penataran wawasan kebangsaan, menjelang peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2012, yang dipusatkan di Aula Markas Korem 162/Wira Bhakti, di Mataram, Sabtu.
Kegiatan yang dilaksanakan atas dukungan dan kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Korem 162/Wira Bhakti, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) NTB itu, dirangkai dengan penyuluhan bahaya narkotika, obat/bahan berbahaya dan zat adiktif (narkoba).
Momentum penataran wawasan kebangsaan dan penyuluhan narkoba itu juga dihadiri Ketua MUI NTB Prof Syaeful Muslim, dan Komandan Korem (Danrem) 152/Wira Bhakti Kolonel Inf Sofian Chandra, dan Ketua LDII NTB Ir Abdullah A Karim MSi.
Abdullah mengatakan, LDII memandang bahwa Sumpah Pemuda merupakan salah satu momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali sejauh mana pembinaan generasi muda dalam pembentukan karakter bangsa dan nasionalisme (nation and character building) bagi generasi muda, khususnya generasi muda LDII.
"Termasuk diantaranya ancaman bahaya narkoba, sehingga LDII melaksanakan kegiatan bekerja sama dengan BNN," ujarnya.
Abdullah juga mengemukakan bahwa upaya tersebut merupakan langkah konkrit dalam gerakan "soft/green" dakwah yang digagas sejak Munas LDII 2010.
"Green/soft" dakwah merupakan dakwah dengan misi kesalehan sosial, dakwah yang sarat dengan nilai dan keteladanan moral, serta dakwah yang jauh dari radikalisme serta dakwah yang menguatkan komitmen kebangsaan serta pelestarian lingkungan hidup.
"Dalam berbagai kegiatan konsolidasi organisasi di tingkat nasional, kami selalu menginstruksikan urgensinya wawasan kebangsaan bagi warga LDII, khususnya generasi muda yang makin luntur rasa nasionalisme. Bahkan ada pemuda/pelajar yang tidak hafal pancasila," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPW LDII NTB Ir Abdullah A Karim MSi mengatakan, berbagai fenomena sosial ekonomi yang dipicu oleh kendornya simpul-simpul yang merekatkan keindonesiaan seperti konflik antar kelompok atas nama suku, agama, ras (SARA), perbedaan ideologi politik.
Bahkan tawuran antarpelajar dan mahasiswa memberi penyadaraan bahwa simpul-simpul keindonesiaan yang mempersatukan Indonesia kian kendor sehingga perlu secara masif untuk dikampanyekan kembali.
"Penguatan empat pilar Indonesia, yakni Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI, adalah hal yang tidak bisa ditawar tawar lagi dan menjadi harga mati," ujarnya.
Di sisi lain, ancaman krisis akhlak dan moral anak bangsa, khususnya kaum muda akibat pengaruh zaman akhir sebagai akumulasi dari dampak globalisasi yang dipelopori oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, telah menggerus rasa nasionalisme dan jiwa kebangsaan
Pada kesempatan itu, Ketua Umum MUI NTB Prof Syaiful Muslim mengatakan, kegiatan tersebut merupakan momentum yang menggambarkan kemampuan LDII dalam membangun kemitraan dengan para pihak, terutama para pemangku kepentinga (stakeholder).
Sedangkan Ketua Panitia H Nurul Yaqin SH melaporkan, kegiatan sehari itu melibatkan sekitar 200 orang peserta dari berbagai pihak terkait.
"Alhamdulllah kegiatan untuk memperkokoh nasionalsme ini menjadi awal yang baik untuk membangun kemitraan dan kerjasama yang lebih permanen," ujar Nurul. (*)