Gubernur NTB jadi Pembicara "IGIF" di Korsel

id Gubernur NTB

Gubernur NTB jadi Pembicara "IGIF" di Korsel

Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi(Ist)

Jadi, gubernur ditunjuk mewakili Indonesia, terpilihnya NTB juga tidak terlepas bagaimana selama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam menginisiasi dan mendukung Pulau Lombok sebagai pulau hijau
Mataram,  (Antara) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi diundang menjadi pembicara dalam "International Green Island Forum" (IGIF) di Korea Selatan pada 23-26 September 2014.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda NTB H Lalu Gita Aryadi di Mataram, Senin, mengatakan dalam IGIF yang dilangsungkan di Provinsi Jeju, Korea Selatan, itu gubernur akan menjadi pembicara mewakili Indonesia mempresentasikan pemikirannya pada 24 September.

"Jadi, gubernur ditunjuk mewakili Indonesia, terpilihnya NTB juga tidak terlepas bagaimana selama ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dalam menginisiasi dan mendukung Pulau Lombok sebagai pulau hijau," kata Gita Aryadi didampingi Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda NTB Fathul Gani.

Menurutnya, dalam konsep pembangunan yang telah dirancang Pemprov NTB, seluruh proses pembangunan baik di bidang infrastruktur, pariwisata, maupun energi harus memiliki konsep dengan mengedepankan lingkungan hidup.

Hal ini sejalan dengan konsep "Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia" (MP3EI), dimana NTB sebagai salah satu daerah penyokong pangan dan pariwisata Indonesia.

"Dalam upaya mendukung program MP3EI, NTB melalui kerja sama dengan pihak swasta telah mengimplementasikan konsep itu dalam setiap pembangunan, seperti kawasan Teluk Mekaki, Lombok Barat, "Mandalika Resort" Lombok Tengah, Tanjung Ringgit Lombok Timur, dan Pulau Moyo Sumbawa," ujarnya.

Termasuk, kata dia, pembangunan sumber energi yang mengedepankan pada aspek lingkungan, di antaranya pemanfaatan energi tenaga surya, pembangkit listrik tenaga mikro hidro dan energi terbarukan lainnya baik di darat maupun laut.

"Jadi, NTB membangun konsep itu, baik di pesisir, pulau, hutan, darat maupun di dalam laut dengan tetap memperhatikan kehidupan di alam tersebut. Harapannya, wisata bahari daerah ini dapat memberikan dukungan dan andil dalam pelestarian lingkungan hidup," jelasnya.

Oleh karena itu, diharapkan dengan kehadiran gubernur di Korea Selatan, negara di dunia bisa memberikan dukungan terhadap NTB, sebab dalam kegiatan itu hadir sejumlah utusan sejumlah negara lain.

Bahkan, selain menjadi pembicara yang akan dihadiri 15 negara itu, gubernur akan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan Gubernur Provinsi Jeju dalam pembangunan berbasis lingkungan.

"Ini akan memberikan pengaruh yang baik bagi NTB, terutama dalam menghindari dampak industrialisasi, "illegal fishing", "illegal mining", dan "illegal logging", termasuk terhadap angka kemiskinan yang dapat berpotensi destruktif terhadap alam," ujarnya.

Untuk itu, mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB ini, menyatakan pemberdayaan masyarakat di lingkar tambang, hutan, maupun pesisir harus menjadi prioritas utama dalam setiap agenda pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah.

"Perbaikan ini dilakukan agar NTB dapat berkontribusi terhadap perbaikan paru-paru dunia. Untuk itu, konsep pembangunan yang ramah lingkungan bisa dimulai dari sekarang," kata Gita Aryadi.