Kemenag: Madrasah tetap gunakan Kurikulum 2013

id Kurikulum 2013

Surat resmi dari Sekjen Pendidikan Islam Kementerian Agama sudah kami terima hari ini, yang menyebutkan semua madrasah harus tetap melanjutkan kurikulum 2013 hingga adanya keputusan final dari pemerintah
Mataram,  (Antara)- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Burhanul Islam mengatakan semua madrasah di daerah ini tetap menggunakan kurikulum 2013 sampai adanya keputusan resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Surat resmi dari Sekjen Pendidikan Islam Kementerian Agama sudah kami terima hari ini, yang menyebutkan semua madrasah harus tetap melanjutkan kurikulum 2013 hingga adanya keputusan final dari pemerintah," katanya di Mataram, Kamis.

Berdasarkan surat dari sekjen tersebut, Kemenag Kota Mataram segera akan menindaklanjuti surat tersebut kepada semua kepala madrasah baik tingkat madrasah ibtidiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs) maupun madrasah aliyah (MA).

"Tujuannya untuk menyamakan pemahaman kepada semua sekolah sehingga kepala sekolah, guru bahkan murid tidak bingung dengan adanya penghentian kurikulum 2013," ujarnya.

Dikatakannya, dengan adanya surat edaran dari Sekjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, rapor siswa pada semester gajil ini juga akan tetap mengacu pada kurikulum 2013.

"Jika ke depan ada perubahan dan kurikulum 2013 resmi secara tertulis dihentikan dan kembali ke kurikulum 2006, maka semester genap semua madrasah pun akan menyesuaikan," katanya.

Diakuinya, terjadinya perubahan terhadap kurikulum 2013 secara otomatis memberikan dampak psikologis pada dunia pendidikan termasuk para orang tua, karena harus kembali menyesuaikan diri dengan sistem yang ada.

Buhanul mengatakan, sebenarnya semua madrasah di Kota Mataram sudah siap melaksanakan kurikulum 2013, karena berbagai penunjang program sudah siap.

"Seperti pengadaan buku dan pelatihan guru telah dilakukan, jadi kalau kurikulum 2013 dilanjutkan kami siap, begitu juga sebaliknya," katanya.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana sebelumnya menilai kebijakan pemerintah menghentikan kurikulum 2013 terlalu cepat, karena saat ini para siswa baru saja mulai beradaptasi agar bisa efektif dalam proses belajar mengajar.

"Anak-anak, guru dan para kepala sekolah baru saja mulai mencari pola-pola pendekatan model pembelajaran yang efektif sesuai dengan kurikulum 2013," katanya.

Namun demikian, Mohan mengakui, kebijakan pemerintah ini tentu sudah dipertimbangkan dengan baik, sehingga memiliki tujuan yang baik pula.

"Kami percaya kebijakan pemerintah memiliki niat yang baik bagi dunia pendidikan di negara ini," ujarnya.