Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan potensi kekeringan meteorologis di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) masih diprakirakan terjadi pada awal Juli 2023.
"Awal Juli 2023 musim kemarau masih terjadi," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Angga Permana dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Sabtu.
Pada periode musim kemarau ini, lanjutnya, masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan yang mungkin terjadi pada beberapa waktu ke depan.
Masyarakat juga perlu mewaspadai terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dapat terjadi pada periode musim kemarau ini. Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air, kata dia, seperti embung dan waduk, guna mengantisipasi musim kemarau di NTB, khususnya di wilayah yang sering terjadi kekeringan.
"Masyarakat NTB diimbau menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien," katanya.
BMKG menyatakan peringatan dini kekeringan meteorologis pada level Awas terdapat di Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Sakra Barat, Suela, Sambelia. Kabupaten Bima di Kecamatan Wawo, Kabupaten Utara di Kecamatan Bayan, dan Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Lape.
Sedangkan pada level Siaga terdapat di Kabupaten Dompu di Kecamatan Kilo, Kabupaten Bima di Kecamatan Belo dan Palibelo, Kota Mataram di Kecamatan Mataram, Kabupaten Lombok Tengah di Kecamatan Janapria, Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Tengah, Praya Timur, Pujut.
Kemudian di Kabupaten Lombok Timur di Kecamatan Jerowaru, Pringgabaya. Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Moyo Hulu, Rhee.
"Level Waspada terdapat di Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Utara Kecamatan Pemenang, dan Kabupaten Sumbawa Kecamatan Utan," katanya.