Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Jihadul Ummah Nahdlatul Wathan (NW) Puyung, Lombok Tengah, mengatakan pentingnya edukasi stop perundungan atau bullying di madrasah/ponpes atau sekolah.
"Edukasi stop bullying atau perundungan harus ditegaskan oleh pihak pondok, mulai dari pembelajaran akhlak dan adab, literasi oleh guru dan lainnya," kata Kepala Mts Yayasan Ponpes Jihadul Ummah NW Puyung, Basuki Bakhtiar, di Praya, Rabu.
Basuki juga mengatakan, edukasi terkait bahayanya perundungan juga harus dikaitkan dengan memberikan undang-undang yang tegas, hukuman, dan pembelajaran terkait akhlak mereka.
"Kami terus menyampaikan bahayanya perundungan kepada anak-anak pondok, memasang banner di setiap kelas, dan memberikan kajian lebih terkait akhlak dan adabnya," lanjutnya.
Menurut Basuki, kasus perundungan biasanya disebabkan oleh anak-anak yang merasa dirinya lebih dari teman-temannya dan memiliki sikap kesenioritasan.
"Perundungan biasanya disebabkan oleh anak-anak yang merasa diri mereka lebih kuat dan merasa diri menjadi senior," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan kasus perundungan tidak hanya soal fisik tapi menyembunyikan buku, seragam sekolah dan peralatan mandi sering terjadi di pondok.
"Perundungan tidak hanya menyangkut fisik, tapi menyembunyikan barang-barang temannya juga termasuk dalam hal bullyig," katanya.
Ia mengharapkan dari pihak pemerintah mengadakan pelatihan untuk para guru swasta atau guru di pondok pesantren untuk meningkatkan kapasitas dalam menangani kasus bullying tersebut.