Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau anggota masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan agar tidak terdampak cuaca panas terik yang bisa mengganggu kesehatan. “Peningkatan suhu ini akan sangat berdampak kepada kesehatan manusia,” kata Dicky saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Dicky mengatakan cuaca panas terik yang saat ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia merupakan imbas dari fenomena El Nino yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir tahun depan.
Fenomena itu juga diperkirakan akan semakin meningkatkan suhu bumi yang diprediksi mencapai satu setengah derajat secara global. Oleh karenanya, masyarakat harus benar-benar membatasi aktivitas saat berada di luar ruangan dan tidak terlalu lama berada di bawah terik matahari untuk menghindari gangguan kesehatan. “Kalau terlalu lama bisa menyebabkan dehidrasi bahkan bisa mengalami heatstroke,” kata Dicky.
Mereka yang mengalami heatstroke, menurut Dicky, akan merasakan berbagai reaksi tubuh seperti peningkatan suhu secara drastis, kejang-kejang, denyut jantung cepat, pusing berlebihan, dan frekuensi nafas yang sangat cepat.
Bahkan, bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit diabetes, penyakit darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular lainnya akan menyebabkan berdampak yang lebih serius. “Untuk itu kurangi aktivitas terutama di antara jam 11 sampai jam 3 sore,” kata Dicky.
Untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan akibat cuaca terik, Dicky membeberkan beberapa tip yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Pertama, mengkonsumsi air putih minimal satu kali setiap setengah jam untuk memastikan ketersediaan cairan dalam tubuh tetap terjaga.
Kedua, memperkuat proteksi diri dari paparan sinar matahari seperti menggunakan topi maupun alat pelindung kepala lain saat harus beraktivitas di luar ruangan. Terakhir, memanfaatkan semprotan air agar tubuh selalu dalam keadaan lembab.
Baca juga: MenPUPR sebut cadangan air untuk irigasi hadapi El Nino 2,9 miliar kubik
Baca juga: Pemkab Lebak lakukan pompanisasi selamatkan tanaman padi
Sementara itu, berdasarkan data Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indeks El Nino saat ini berada pada nilai +1.504. Kondisi El Nino yang masuk dalam kategori moderat tersebut diprediksi tetap bertahan hingga awal 2024.
“Superposisi fenomena El Nino dan IOD (+), menyebabkan pertumbuhan hujan di wilayah Indonesia menjadi lebih sedikit dari normalnya, yang berkaitan dengan kondisi curah hujan rendah sebagai penyebab kekeringan di Indonesia,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (08/09/2023).
Berita Terkait
68 juta orang berjuang atasi kekeringan di Afrika bagian selatan
Minggu, 18 Agustus 2024 15:53
Kementan salurkan bantuan antisipasi el Nino
Minggu, 23 Juni 2024 5:44
Kementan ajak ICMI atasi masalah pertanian
Kamis, 2 Mei 2024 6:12
Pemkab Lombok Utara susun draft dokumen mitigasi dampak El Nino
Kamis, 21 Maret 2024 19:53
Peningkatan inflasi umum dampak kenaikan harga pangan
Rabu, 20 Maret 2024 17:09
Gubernur NTT Ayodhia meminta dinas pertanian mulai distribusi benih ke petani
Senin, 22 Januari 2024 19:37
BMKG predicts global warming, climate change to continue in 2024
Sabtu, 20 Januari 2024 18:24
Dinas Pertanian mengimbau petani NTT mulai menanam
Selasa, 16 Januari 2024 11:09