Menteri PUPR prioritaskan perbaikan fasum pascagempa di Sumedang Jabar

id menteri pupr,basuki hadimuljono,prioritaskan perbaikan,fasum,fasilitas umum,gempa sumedang

Menteri PUPR prioritaskan perbaikan fasum pascagempa di Sumedang Jabar

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. ANTARA/HO-Kementerian PUPR

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memprioritaskan perbaikan fasilitas umum (fasum) dan rumah warga pasca gempa Sumedang.

"Untuk fasilitas umum, saya kira RSUD dan SMAN 1 Sumedang, paling prioritas untuk segera kita tangani. Secara umum struktur masih oke, tapi ada beberapa retak sehingga kita lakukan retrofitting atau penguatan bangunan," ujar Basuki di Jakarta, Rabu.

Basuki mengatakan penanganannya bukan hanya memperbaiki yang retak-retak saja, tapi juga sekaligus meningkatkan estetika dan kualitas lingkungannya agar lebih baik.

"Perbaikan secepatnya minggu depan , karena banyak ruangan yang harus cepat ditangani seperti ruang operasi dan ruang cuci darah," ujarnya.

Sedangkan untuk rumah warga, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan Pj Gubernur Jawa Barat, sementara ini tidak ada yang perlu direlokasi. Sementara untuk perbaikannya dilakukan berdasarkan tingkat kerusakannya.

"Rumah yang rusak berat, sedang, atau ringan nanti pasti ada bantuan dari pemerintah sesuai kriteria kerusakannya. Terlapor sampai sekarang ada sekitar 1.100 rumah yang rusak, Kementerian PUPR saat ini sedang memverifikasi langsung bersama Dinas PUPR dan BNPB agar tidak ada rumah rusak yang terlewat," ujar Menteri Basuki.

Menteri Basuki juga memastikan bahwa infrastruktur-infrastruktur lain diantaranya Jalan Tol Cisumdawu, Bendungan Cipanas, Bendungan Sadawarna, dan Waduk Jatigede telah diperiksa dan dinyatakan aman tanpa ada kerusakan akibat gempa.

Baca juga: Duplikasi Jembatan CH untuk menjaga layanan jangka panjang
Baca juga: Pembangunan kota harus memiliki hubungan dengan warganya


Diketahui, berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi - Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.

Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

Badan Geologi juga mencatat wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022, tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.