Jakarta (ANTARA) - Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Nairobi menggunakan tiga metode pemungutan suara untuk WNI di Kenya, Somalia, Republik Demokratik Kongo, dan Uganda —sesuai wilayah akreditasi KBRI Nairobi.
Menurut Ketua PPLN Nairobi Maya Muhdar, jumlah WNI yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) Nairobi sebanyak 194 orang, yang tersebar di empat negara Afrika tersebut.
“PPLN Nairobi menetapkan satu tempat pemungutan suara (TPS) di Nairobi, dua kotak suara keliling (KSK) di Uganda dan Mombasa, Kenya, serta dua pos di Republik Demokratik Kongo dan Somaliland,” kata Maya ketika dihubungi ANTARA pada Senin.
WNI yang akan mencoblos melalui TPS dan KSK dijadwalkan pada 10 Februari 2024, sementara yang melalui pos dilakukan beberapa hari sebelumnya. Menurut Maya, kendala yang dihadapi PPLN Nairobi adalah dinamika perpindahan pemilih, baik yang masuk atau keluar wilayah kerja PPLN Nairobi.
Selain itu, dalam proses pemindahan pemilih dari domisili awal kepada domisili baru terdapat kendala mengenai surat suara yang sudah ditetapkan dalam PKPU 25/2023 untuk PPLN Nairobi, serta kurangnya pengertian pemilih untuk mengecek dan mengonfirmasi data pemilih sudah tercantum dalam DPT (cekdptonline) menyebabkan beberapa pemilih terdeteksi tidak terdaftar di mana pun.
Meskipun demikian, Maya menyebut antusiasme WNI menyambut hari pemungutan suara sudah mulai terlihat.
“Selain antusiasme para pemilih menghadiri acara sosialisasi, beberapa pemilih mengontak PPLN Nairobi untuk memastikan bahwa pemilih terdaftar di PPLN Nairobi, menanyakan hari dan jam pemungutan suara, kapan mereka dibolehkan datang untuk memilih, dan lain-lain. Secara kontinyu, kami mengingatkan tentang hari pemungutan suara kepada WNI di Kenya dan negara di bawah PPLN Nairobi,” ujar dia.
WNI di Kenya sebagian besar merupakan rohaniwan juga ada pula pekerja di organisasi internasional, perusahaan swasta, organisasi masyarakat sipil, serta sebagian kecil pelajar dan mahasiswa.
Baca juga: Golkar NTB target sekali putaran kemenangan Prabowo-Gibran
Baca juga: Moeldoko nyatakan tak ada pengerahan Forkopimda menangkan Prabowo-Gibran
Sementara di Republik Demokratik Kongo, warga Indonesia banyak bekerja di sektor pertambangan dan perkayuan, sedangkan WNI di Uganda sebagian besar merupakan pekerja perkebunan serta masyarakat diaspora Indonesia.