Jakarta (ANTARA) - Partai Golkar menurut hasil sementara penghitungan KPU RI unggul di Jawa Barat dengan perolehan suara tertinggi sebanyak 16,74 persen atau 1,49 juta suara per Selasa pukul 18.00 WIB.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah suara terbanyak di Indonesia untuk Pemilu 2024 dengan total pemilih mencapai 35.714.901 orang.
Direktur Riset Poltracking Indonesia Arya Budi di Jakarta, Selasa, menilai ada kontribusi Ridwan Kamil, yang merupakan eks Gubernur Jawa Barat, ikut mendongkrak suara Golkar terutama jika dibandingkan dengan perolehan suara partai itu pada Pemilu 2019.
"Jawa Barat itu Golkar menang karena memang Ridwan Kamil sudah menjadi fungsionaris (Partai Golkar, red.), dan ada istrinya juga nyaleg (mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, red.). Jadi, basis pemilih Ridwan Kamil (RK) yang mengatrol suara Golkar," tutur Arya.
Dalam hasil hitung sementara KPU per Selasa pukul 18.00 WIB atau saat progress perhitungan suara mencapai 52,88 persen, Partai Golkar sejauh ini menempati urutan pertama perolehan suara pemilihan anggota DPR RI di Jawa Barat. Di urutan kedua dan seterusnya ada Partai Gerindra (15,9 persen), PKS (12,4 persen), PDI Perjuangan (11,58 persen), dan PKB (11,44 persen).
Golkar sementara ini dapat disebut merebut suara di Jawa Barat mengingat hasil Pemilu 2019 partai berlogo Pohon Beringin itu harus puas di urutan keempat, tertinggal dari Partai Gerindra pada urutan pertama, kemudian PDI Perjuangan dan PKS.
Arya menilai meskipun Ridwan Kamil tidak maju mencalonkan diri di pemilihan anggota DPR RI pada Pemilu 2024, dia punya rekam jejak sebagai Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bandung. RK, menurut Arya, juga salah satu sosok yang populer sehingga keberadaan Ridwan Kamil diyakini ikut berkontribusi meningkatkan perolehan suara Golkar di Jawa Barat.
"Golkar juga partai dengan infrastruktur yang sudah cukup mapan di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat. Dedi Mulyadi pergi, RK masuk. Itu juga bisa berkontribusi. Jadi, ada infrastruktur partai yang cukup kuat di daerah," ucap dia.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Jakarta, Senin (19/2), meyakini ada empat faktor yang mempengaruhi tingginya perolehan suara sementara Golkar di beberapa daerah termasuk Jawa Barat. Empat faktor itu, menurut Meutya, saling terkait dan tidak dapat dilihat secara terpisah.
Baca juga: Ketum Airlangga pastikan Jokowi tak hadiri kampanye akbar di GBK
Baca juga: Ketum Golkar Airlangga instruksikan rebut suara Jabar
"Ada empat faktor, yang pertama tentu dari pimpinan, ketua umum, kemudian dari kader-kader yang militan, identifikasi keberlanjutan Pak Jokowi yang merupakan hasil kerja-kerja Partai Golkar yang kemudian juga tentu pemilihan capres-cawapres yang tepat, yaitu Pak Prabowo dan Mas Gibran. Kaki merasa kemarin mendapat electoral effect Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Meutya menjawab pertanyaan wartawan.
Dia kembali menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan juga menjadi poin penting yang mendorong perolehan suara Golkar. "Pesan clear (jelas, red.) bahwa Golkar akan mendorong keberlanjutan. Itu saya rasa menjadi faktor yang menentukan suara Golkar bisa naik," kata dia.