Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong pembangunan industri olahan jagung menjadi pabrik pakan ternak bisa dibangun di daerah itu.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi NTB Fathul Gani di Mataram, Kamis, mengatakan NTB salah satu provinsi sentra penghasil jagung terbesar di Indonesia, namun tak memiliki industri olahan jagung, seperti pabrik pakan ternak.
"Kita memiliki hamparan jagung sangat luas dan penyumbang produksi jagung bagi nasional. Tapi sampai saat ini kita belum memiliki pabrik untuk mengolah jagung menjadi pakan ternak," ujarnya.
Ia mengatakan setiap tahun NTB selalu mengirim jagung produksi petani masih secara mentah, sehingga hasil yang diperoleh masih terbilang sedikit. Padahal, jika jagung tersebut diolah menjadi barang jadi tentu hasil yang diperoleh daerah cukup besar.
"Ke depan kita perlu memperkuat industri olahan pangan dan pakan ternak di daerah, sehingga kita tidak hanya mengirim jagung mentah ke luar daerah tapi bagaimana yang sudah diolah itu, baru dikirim keluar. Kalau itu mampu kita lakukan maka hasil yang diperoleh pasti luar biasa," kata dia.
Dia mengatakan industri olahan jagung maupun pabrik pakan ternak ini perlu dikomunikasikan dengan pemerintah kabupaten dan kota, terutama sentra-sentra produksi jagung, seperti Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Tengah.
"Tak hanya pada sentra produksi jagung kita, tetapi komunikasi juga kita harus bangun bersama pemerintah pusat," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB itu, mengakui selama ini hasil jagung dari provinsi setempat selalu dibawa ke luar daerah. Jagung diolah menjadi bahan makanan dan pakan ternak di pabrik-pabrik di Pulau Jawa. Setelah menjadi bahan makanan dan pakan ternak dikembalikan lagi ke daerah-daerah, termasuk NTB.
Baca juga: Kementan sebutkan 4,05 juta ton jagung produksi petani diserap
Baca juga: Mentan Andi Amran berharap Bulog segera serap jagung hasil produksi petani
"Ini yang perlu kita bangun di daerah membangun industri olahan yang bisa buat bahan pakan dan makanan yang bahan dasarnya dari jagung yang di produksi lokal," kata Fathul.
Berdasarkan data BPS NTB, jumlah produksi jagung pipilan kering kadar 14 persen dari tahun 2020 hingga 2023 mengalami fluktuasi. Pada 2020, produksi jagung di NTB 840.495 ton, meningkat menjadi 1,019 ton pada 2021, meningkat menjadi 1,42 juta ton pada 2022, namun menurun menjadi 1,28 juta ton pada 2023.
Berdasarkan proyeksi, pada Januari-April 2024 potensi luas panen jagung pipilan kering diperkirakan 77,02 ribu hektare. Dengan potensi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen mencapai lebih dari setengah juta ton atau sekitar 558,01 ribu ton.
Berita Terkait
Kejati NTB periksa secara maraton saksi kasus korupsi NCC di Mataram
Kamis, 14 November 2024 18:03
NTB minta OPD siaga bencana hidrometeorologi
Rabu, 13 November 2024 4:57
NTB tunggu juklak juknis makan gizi gratis
Selasa, 12 November 2024 18:28
Pj Gubernur NTB salurkan infak pendidikan bagi siswa rentan putus sekolah
Senin, 11 November 2024 3:45
Pj Gubernur NTB ajak generasi muda bangun inovasi baru
Minggu, 10 November 2024 20:47
NTB ingatkan warga gunakan hak pilih di Pilkada 2024.
Minggu, 10 November 2024 18:00
NTB gelar 23 pangan murah untuk stabilkan harga
Kamis, 7 November 2024 20:31
SPAM Regional Pulau Lombok gunakan skema KPBU
Kamis, 7 November 2024 11:56