Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan penguatan mengenai literasi digital sekaligus motivasi kepada santri di Balikpapan, Kalimantan Timur, supaya dapat menjadi santri modern yang mampu menciptakan konten kreatif dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.
Menparekraf lewat keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan, di era pariwisata Indonesia dan ekonomi kreatif menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia versi Global Muslim Travel Index 2023.
"Predikat ini harus kita lihat sebagai peluang untuk terus berupaya meningkatkan pariwisata halal Indonesia secara menyeluruh termasuk digitalisasi. Oleh karena itu, santri harus memiliki bekal kemampuan mencetak produk-produk yang berkualitas dan bagaimana menjualnya dalam bentuk penyiapan konten-konten digital," kata Sandi.
Dalam kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia 2024 yang berlangsung di Ponpes Hidayatullah Pusat, Balikpapan pada 1-4 Mei 2024 ini, ia membagikan rumus membuat konten ala dirinya, dengan mengimplementasikan FAST yang berkiblat pada sifat-sifat utama Rasulullah yaitu fathonah, amanah, shidiq, dan tabligh.
Fathonah berarti cerdas, berfikir tak biasa, berani berbeda, dan bisa membuat konten-konten digital yang disukai namun tetap bermanfaat. Kemudian amanah, dalam membuat sebuah konten digital harus dapat dipercaya atau berdasarkan riset. Sementara shidiq adalah konten yang disampaikan harus jujur. Dan tabligh, konten-konten tersebut tersampaikan dengan baik.
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, menambahkan santri masih seringkali dipandang sebelah mata dalam kontribusi pembangunan ekonomi. Sementara dalam hal pendidikan agama, para santri sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Memasuki tahun ke-4 kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia diadakan kembali di 10 kabupaten/kota terpilih, yaitu Lombok Barat, Balikpapan, Sukabumi, Banyuwangi, Gorontalo, Padang Panjang, Surakarta, Wajo, Gresik dan Pekanbaru.
Di setiap kota, Santri Digitalpreneur Indonesia akan menjaring 50 orang peserta dari 10 pesantren yang akan mengikuti pelatihan selama 4 hari. Setiap pesantren akan tergabung menjadi satu kelompok beranggotakan lima orang, dan diminta untuk menghasilkan satu konten.
Karya terbaik dari masing-masing kota nantinya akan dipamerkan pada demo day di Jakarta. Untuk pemilihan peserta didasarkan pada minat para santri terhadap proses kreatif dan digitalisasi.