Jakarta (ANTARA) - Pengamat pariwisata Sari Lenggogeni mengatakan kesenian reog, kolintang, dan kebaya berpotensi menjadi daya tarik wisata kelas dunia apabila dinobatkan sebagai warisan budaya Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO).
"Ini sudah fix menjadi destinasi kelas dunia, tetapi atmosfer reog, kebaya, kolintang harus diadopsi dalam ekosistem dan industri pariwisata di dalam destinasi tersebut," ujar Sari saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut dia, tiga identitas budaya Indonesia tersebut memiliki esensi daya tarik wisata dengan menghadirkan pengalaman berwisata yang memanjakan aspek penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan aktivitas.
Baca juga: Reog Ponorogo Warisan Budaya Tak Benda UNESCO 2023
Contohnya kesenian reog memberikan pengalaman wisata yang menonjolkan unsur keindahan visual, suara, dan gerakan kepada wisatawan. Alat musik kolintang menghadirkan unsur visual dan gerak. Sedangkan kebaya memiliki nilai keindahan dan kecantikan berbasis kelokalan.
Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas itu juga menjelaskan bahwa reog, kolintang, dan kebaya bukan hanya sebatas budaya yang diwariskan dari masa lalu, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai kontemporer sehingga menjadi identitas budaya yang berkelanjutan.
"Keberadaannya dapat memperlihatkan connecting past, present, and future jadi mendeskripsikan rasa identitas budaya yang keberlanjutan," ujar Sari.
Baca juga: UNESCO menerima dossier Reog Ponorogo Jatim sebagai warisan budaya tak benda
Oleh karenanya, Sari mendorong pengembangan destinasi wisata di daerah asal reog, kolintang, dan kebaya salah satunya dengan lebih menonjolkan ikon dari tiga kesenian tersebut.
"Misalnya pertunjukannya juga ada di hotel, restoran, bandara, dan tempat-tempat point of interest lainnya," tuturnya.
Kemudian destinasi dan atraksi wisata ini juga perlu memberikan dampak ekonomi serta edukasi dan adopsi kepada masyarakat sekitar.
Sari menyebutkan bentuk upayanya dengan cara mendorong generasi muda untuk memahami tentang kesenian di daerahnya dan mengolah potensi ekonomi dari daya tarik wisatanya.
"Dampaknya bisa membuka lapangan kerja, tour guide, peluang usaha UMKM suvenir, fashion, dan atraksi-atraksi yang bisa memperkuat ekonomi masyarakat sekitar," ucapnya.
Kesenian reog asal Ponorogo, Jawa Timur, alat musik tradisional kolintang dari Sulawesi Utara, dan pakaian tradisional kebaya diusulkan menjadi warisan budaya UNESCO oleh Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Baca juga: Hilmanita menawarkan busana kebaya encim mewah khas Jakarta
Baca juga: Berkebaya ajak masyarakat cinta dan bangga budaya Indonesia
Berita Terkait
Penggunaan drone bagi wisatawan ke Gunung Rinjani ditarif Rp10 juta per paket
Rabu, 18 September 2024 16:51
PGN mengembangkan jargas di kawasan industri pariwisata bersama ITDC
Rabu, 18 September 2024 15:56
Kunjungan ke stan Indonesia di CIFTIS 2024 Beijing melonjak
Rabu, 18 September 2024 7:23
PON XXI momentum bangkitkan sektor pariwisata Aceh
Rabu, 18 September 2024 6:55
Desa Wisata Aik Berik di Kaki Gunung Rinjani Masuk 50 Besar ADWI 2024
Selasa, 17 September 2024 22:54
Dispar Mataram menyiapkan kegiatan program bioskop keliling
Selasa, 17 September 2024 13:08
Aceh gelar festival budaya dan UMKM meriahkan PON
Selasa, 17 September 2024 13:01
Transaksi Festival Mutiara di Mataram capai Rp2,3 miliar
Senin, 16 September 2024 19:15