Perkuat wawasan kebangsaan antisipasi radikalisme

id Ketua MPR,Bambang Soesatyo,Daulah Islamiyah,Penangkapan teroris,Batu Malang,DENSUS 88,BNPT, BIN

Perkuat wawasan kebangsaan antisipasi radikalisme

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bersama Forum Aspirasi Konstitusi tentang Penataan dan Penguatan Kelembagaan MPR, DPR, DPD melalui Perubahan Ke-5 UUD, Jakarta, Senin (29/7/2024). (ANTARA/HO-MPR)

Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Pemerintah memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan hingga penguatan nilai moderasi beragama dalam mengantisipasi radikalisme di Tanah Air.

"Meminta dukungan dari pemerintah untuk Densus 88 Antiteror Polri dalam mengatasi dan mengantisipasi isu-isu radikalisme dan terorisme di Tanah Air, salah satunya dengan memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan dan idealisme atau cinta Tanah Air, serta penguatan nilai-nilai moderasi dalam beragama," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikannya merespons Tim Densus Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap tiga terduga teroris di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (31/7) malam.

"Mengingat, terduga teroris yang diamankan tersebut masih berstatus pelajar," ucapnya.

Terkait hal tersebut, Bamsot meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersama aparat kepolisian terus bekerja dan menjaga kelompok-kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme.

"Sehingga dapat diberikan atensi khusus oleh aparat guna mencegah berkembangnya pemahaman tersebut," katanya.

Dia pun meminta BNPT, BIN, dan Densus 88 Antiteror Polri untuk menelusuri motif hingga jaringan simpatisan Daulah Islamiyah yang hendak melancarkan aksi teror tersebut.

"Terus melakukan koordinasi dalam menelusuri setiap motif hingga jaringan simpatisan Daulah Islamiyah, juga para terduga teroris lainnya sampai ke akar-akarnya. Dengan begitu, diharapkan dapat mempersempit ruang gerak teroris hingga mencegah terjadinya aksi terorisme di Tanah Air," ujarnya.

Dia meminta agar Tim Densus 88 Antiteror Polri bekerja sama dengan BIN meningkatkan kinerjanya dalam mengungkap keberadaan terduga teroris tersebut, baik sumber dana maupun afiliasi kelompok teroris.

"Serta juga berkoordinasi dengan BNPT untuk melakukan deteksi dini pergerakan teroris di wilayah Indonesia," ucapnya.

Bamoset juga meminta komitmen BNPT dan Densus 88 Antiteror Polri untuk terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam menyiapkan strategi yang tepat, serta melakukan deteksi dini terhadap pergerakan terorisme maupun radikalisme di seluruh wilayah Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Dirmanto menyebutkan ada tiga terduga teroris yang ditangkap oleh Detasemen Antiteror (Densus) 88 Polri di Jalan Hasanudin Gang 26, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

Baca juga: Sistem perlindungan anak harus diperhatikan serius
Baca juga: Pencegahan judi daring terhadap anak harus segera dilaksanakan


Densus 88 Antiteror Polri mengungkap salah satu tersangka itu berusia 19 tahun dengan inisial HOK. Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui yang bersangkutan berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri menggunakan bahan peledak berdaya ledak tinggi di dua tempat peribadatan di Malang, Jawa Timur.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan bahwa tersangka HOK yang berjenis kelamin laki-laki dan seorang pelajar merupakan simpatisan dari kelompok teroris Daulah Islamiyah yang berafiliasi dengan ISIS.