IAF 2024 pintu masuk pengusaha Indonesia ke pasar Afrika

id IAF Bali,Kementerian Luar Negeri RI,Afrika

IAF 2024 pintu masuk pengusaha Indonesia ke pasar Afrika

Personel Brimob Kepolisian Daerah Bali mengikuti apel kesiapan pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 dan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnership di Lapangan Niti Mandala, Denpasar, Bali, Jumat (30/8/2024). (ANTARA/Rolandus Nampu) (ANTARA/Rolandus Nampu)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 mendatang akan menjadi pintu masuk bagi pebisnis Indonesia untuk menjalin kerja sama strategis di negara-negara Afrika, menurut Kementerian Luar Negeri RI.

Forum bertajuk “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063” itu akan berlangsung di Bali pada 1-3 September dengan mengundang perwakilan dari 54 negara Afrika. Forum itu digelar untuk mengoptimalkan potensi transaksi bisnis di antara kedua kawasan.

Forum itu juga akan menyelenggarakan eksibisi bisnis pada 2-3 September, yang akan menampilkan empat sektor unggulan: energi; makanan dan barang konsumsi; industri strategis dan pertahanan; dan kesehatan, kata Kemlu dalam siaran pers pada Jumat.

Sedikitnya 103 perusahaan dan 139 pebisnis dari Afrika dan 350 pebisnis Indonesia akan berpartisipasi dalam acara tersebut. Sejumlah BUMN dan perusahaan swasta Indonesia disebut telah memiliki rekam jejak yang kuat di pasar Afrika, di antaranya Pertamina, Biofarma, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN III). Litta Ariesca, Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Jasa, menyebut adanya potensi besar di sektor energi di Afrika.

"Salah satunya Kenya, yang memiliki potensi energi panas bumi terbesar kedelapan di dunia," katanya.

Sementara itu, perusahaan farmasi nasional Biofarma telah mengekspor produknya ke 50 negara Afrika, termasuk Kenya, Liberia, Mozambik, Nigeria, Tanzania, dan Zimbabwe. Indonesia Pavilion berencana mengajak lebih dari 15 UMKM di sektor furnitur, fesyen, kerajinan, dan makanan olahan ke eksibisi bisnis tersebut. 

Ke-15 UMKM itu adalah usaha-usaha binaan Bank Indonesia, BNI, Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, dan HIPMI Womenpreneur, yang akan memamerkan produk unggulan mereka dan mencari mitra bisnis potensial dari Afrika.

Kemlu bersama para perwakilan RI dan atase-atase perdagangan di kawasan Afrika telah memfasilitasi penjajakan kerja sama bisnis di antara pengusaha Indonesia dan Afrika sejak Juli hingga awal Agustus.

Baca juga: Jubir Kemenlu China mendukung faksi-faksi Palestina capai rekonsiliasi
Baca juga: Indonesia Gastrodiplomacy Series perkuat persahabatan antarnegara


Menurut Kemlu, para pengusaha Afrika tampak antusias untuk menjalin kerja sama. Mereka berminat untuk menjajaki potensi investasi perusahaan Indonesia untuk mendirikan pabrik di Afrika.

Produk-produk yang banyak diminati pengusaha Afrika antara lain produk perawatan kulit, pakaian muslim, kopi, makanan olahan, dan furnitur.