Kemenparekraf berupaya atasi bencana hidrometeorologi

id kemenparekraf,bencana hidrometeorologi,destinasi wisata lokal

Kemenparekraf berupaya atasi bencana hidrometeorologi

Ilustrasi - Sejumlah wisatawan bermain air di Curug Goong, Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, Sabtu (9/11/2024). ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/foc

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di sejumlah tempat wisata nasional.

“Kemenparekraf melakukan berbagai upaya untuk memastikan kesiapan bahwa destinasi dan lokasi daya tarik wisata aman terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, ombak tinggi dan tanah longsor terutama menjelang musim libur Nataru 2024/2025,” kata Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Kementerian menyatakan kesiapan tersebut telah dilakukan dengan mengirimkan surat imbauan kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata agar memastikan kembali semua fasilitas dan akomodasi wisata aman dari bahaya banjir, ombak tinggi dan tanah longsor.

Sosialisasi pun dijalankan dalam rangka meningkatkan kesadaran keamanan dan keselamatan, dengan memanfaatkan modul yang dimiliki pada Sisparnas Manajemen Krisis dan kolaborasi dengan mitra strategis.

Baca juga: Kemenparekraf maksimalkan UN Tourism

Kemenparekraf saat ini juga sedang melakukan langkah proaktif untuk meningkatkan kualitas layanan pariwisata dan keselamatan pengunjung. Caranya yakni dengan berkolaborasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk menyusun Impact Based Forecast guna meningkatkan akurasi dan kemanfaatan prakiraan cuaca di Labuan Bajo sebagai percontohan.

Sementara terkait dengan koordinasi, Kemenparekraf mendorong instansi terkait, pelaku usaha industri pariwisata, dan stakeholder pentahelix pariwisata untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi pada musim pengujung yang diperkirakan mencapai intensitas tinggi pada bulan Desember 2024 dan awal Januari 2025 yang bertepatan dengan musim libur panjang natal dan tahun baru.

Baca juga: Kemenparekraf-BNPB memetakan destinasi rawan bencana hidrometeorologi

Koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha industri pariwisata juga terus diperkuat sebagaimana panduan CHSE Keamanan Destinasi Wisata.

“Kemenparekraf terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan, kepolisian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh Indonesia,” katanya.