Dukcapil Mataram optimalkan program KIA 2019

id Dukcapil Mataram,kartu identitas,identitas anak

Dukcapil Mataram optimalkan program KIA 2019

Petugas kepolisian merapikan barang bukti KTP elektronik yang rusak saat gelar perkara kasus KTP elektronik yang tercecer di Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/5/2018). Polres Bogor telah melakukan penyelidikan dengan mengamankan barang bukti satu dus dan seperempat karung KTP-el yang rusak serta meminta keterangan Kemendagri, penjaga gudang, sopir serta penanggung jawab ekspedisi. (ANTARA/Arif Firmansyah)

Mataram (Antaranews NTB)- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mengoptimalkan pelaksanaan program penerbitan kartu identitas anak (KIA) di kota itu mulai tahun 2019.

"Tahun 2019, kepemilikan KIA akan kita optimalkan sebagai salah satu kartu wajib yang harus dimiliki anak di Mataram, seperti halnya kartu tanda penduduk," kata Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Mataram Hasmin di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, program penajaman terhadap penerbitan KIA tersebut dilakukan karena program penerbitan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik sudah cukup bagus dan sasaran wajib KTP sudah sesuai rencana sasaran yang ada karena tingkat kesadaran masyarakat memiliki KTP semakin baik.

"Karena itu, 2019 kita akan mulai lebih menggencarkan kepemilikan KIA kepada anak-anak mulai usia 0 sampai 17 tahun kurang sehari," katanya.

Dikatakan, KIA ini berfungsi sebagai KTP anak? karena di dalamnya tertera semua data pemilik KIA seperti KTP, termasuk nomor induk kependudukan. Karenanya, setelah usia 17 tahun KIA secara otomatis bisa langsung diganti KTP elektronik selama tidak ada perubahan status, alamat atau identitas lainnya.

Ia mengatakan, program KIA di Kota Mataram telah dimulai sejak tahun 2016 dengan potensi 101 ribu yang merupakan data sasaran anak yang sudah sekolah. Data itu belum termasuk anak yang baru lahir, datang atau pindah, dan anak yang belum masuk sekolah, jadi mungkin jumlah sasarannya lebih dari itu.

"Sementara realisasi sampai saat ini telah mencapai lebih dari 50 persen," katanya.

Menurutnya, animo masyarakat terhadap kepemilikan KIA sebenarnya cukup tinggi, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini Dukcapil belum fokus melakukan sosialiasi.

Selama ini, katanya, pihaknya terkesan pasif dalam arti hanya mencetak sesuai dengan jumlah permohonan dari masyarakat, setelah dicanangkan tahun 2016 dan mencetak secara masal kepada siswa tingkat SD dan SMP.

"Kami terkesan pasif karena saat itu kita masih fokus menuntaskan program KTP elektronik yang menjadi program prioritas nasional apalagi mesin cetak KIA juga menggunakan mesin cetak KTP elektronik," katanya.

Tetapi mulai 2019, KIA akan menjadi program prioritas apalagi pencetakan blangko KIA tahun depan diserahkan ke daerah, melalui dana alokasi khusus (DAK).

"Untuk kebutuhan anggaran dan jumlah blangko KIA yang akan kita cetak masih dalam proses penghitungan," katanya.