Danrem 162/WB tinjau bangunan huntap dan huntara di Tanjung
Lombok Utara, (Antaranews NTB) - Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, Selasa, meninjau kondisi bangunan rumah hunian tetap (huntap) dan hunian sementara (huntara) korban gempa yang ada di Desa Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Danrem Ahmad Rizal turun ke lokasi pembangunan huntap dan huntara korban gempa di Tanjung dengan didampingi Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1606/Lombok Barat Letkol Czi Joko Rahmanto beserta jajarannya.
Dalam kunjungannya, rombongan Danrem 162/WB disambut oleh Staf Ahli Ekonomi Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Sinar Wigiono, Staf Ahli Hukum dan Pembangunan Pemkab Lombok Utara Muhadi, Camat Tanjung Samsudin, Kabid Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Lombok Utara Wardoyo, beserta aparat Desa Tanjung.
Pada kesempatan itu, Danrem 162/WB turut menyampaikan bahwa tujuan lain dari kunjungannya ini adalah untuk mengecek kesiapan dari rencana operasi teritorial di wilayah yang terkena dampak gempa.
"Sesuai rencana, akan dilaksanakan operasi teritorial dari Korem 162/WB dan jajaran dalam mendukung kelancaran pembangunan rumah huntap maupun huntara bagi saudara-saudara kita yang rumahnya rusak akibat gempa," kata Danrem Ahmad Rizal.
Untuk menyukseskan operasi teritorialnya, Korem 162/WB dikatakan telah bersinergi dengan BPBD NTB.
Langkah awal yang dijalankan bersama BPBD NTB, Korem 162/WB menggelar Bimbingan tehnis (bimtek) dengan turut mengundang para fasilisator dan juga babinsa yang bertugas di daerah terdampak gempa, baik yang ada di Pulau Lombok maupun Sumbawa.
"Bimtek yang telah kita laksanakan kemarin diharapkan dapat membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa. Utamanya diharapkan akan ada integrasi antara fasilisator dengan babinsa ketika berada dalam satu lingkup tugas," ujarnya.
Lebih lanjut Danrem Ahmad Rizal mengatakan bahwa dalam rencana operasi teritorialnya, akan dibangun 30 unit huntara untuk 30 kepala keluarga.
Dengan gaya bangunan barak berukuran 18 meter persegi, rumah huntara korban gempa ini terbuat dari bahan setengah tembok bata dan berdinding kalsibot serta beratapkan spandek.
Selain itu, sambungnya, akan dibuat tujuh sumur bor di sejumlah titik yang terkena dampa gempa.
"Semoga apa yang akan kami lakukan ini bisa bermanfaat bagi warga yang terdampak gempa," katanya.
Danrem Ahmad Rizal turun ke lokasi pembangunan huntap dan huntara korban gempa di Tanjung dengan didampingi Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 1606/Lombok Barat Letkol Czi Joko Rahmanto beserta jajarannya.
Dalam kunjungannya, rombongan Danrem 162/WB disambut oleh Staf Ahli Ekonomi Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Sinar Wigiono, Staf Ahli Hukum dan Pembangunan Pemkab Lombok Utara Muhadi, Camat Tanjung Samsudin, Kabid Rekonstruksi dan Rehabilitasi BPBD Lombok Utara Wardoyo, beserta aparat Desa Tanjung.
Pada kesempatan itu, Danrem 162/WB turut menyampaikan bahwa tujuan lain dari kunjungannya ini adalah untuk mengecek kesiapan dari rencana operasi teritorial di wilayah yang terkena dampak gempa.
"Sesuai rencana, akan dilaksanakan operasi teritorial dari Korem 162/WB dan jajaran dalam mendukung kelancaran pembangunan rumah huntap maupun huntara bagi saudara-saudara kita yang rumahnya rusak akibat gempa," kata Danrem Ahmad Rizal.
Untuk menyukseskan operasi teritorialnya, Korem 162/WB dikatakan telah bersinergi dengan BPBD NTB.
Langkah awal yang dijalankan bersama BPBD NTB, Korem 162/WB menggelar Bimbingan tehnis (bimtek) dengan turut mengundang para fasilisator dan juga babinsa yang bertugas di daerah terdampak gempa, baik yang ada di Pulau Lombok maupun Sumbawa.
"Bimtek yang telah kita laksanakan kemarin diharapkan dapat membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa. Utamanya diharapkan akan ada integrasi antara fasilisator dengan babinsa ketika berada dalam satu lingkup tugas," ujarnya.
Lebih lanjut Danrem Ahmad Rizal mengatakan bahwa dalam rencana operasi teritorialnya, akan dibangun 30 unit huntara untuk 30 kepala keluarga.
Dengan gaya bangunan barak berukuran 18 meter persegi, rumah huntara korban gempa ini terbuat dari bahan setengah tembok bata dan berdinding kalsibot serta beratapkan spandek.
Selain itu, sambungnya, akan dibuat tujuh sumur bor di sejumlah titik yang terkena dampa gempa.
"Semoga apa yang akan kami lakukan ini bisa bermanfaat bagi warga yang terdampak gempa," katanya.