Bupati Lombok Utara peletakan batu pertama RIKO di Rempek Babussalam

id Lombok Utara,Najmul Akhyar,Gangga,RIKO,Gempa Lombok

Bupati Lombok Utara peletakan batu pertama RIKO di Rempek Babussalam

Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar melakukan peletakan batu pertama pembangunan RIKO, di Desa Persiapan Rempek Babussalam, Kecamatan Gangga, Jumat (11/1). (Foto Antaranews NTB/ist)

Pada awalnya masyarakat banyak yang menolak RIKO, karena belum mengetahui seperti apa penjelasannya
Lombok Utara (Antaranews NTB) - Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar melakukan peletakan batu pertama bantuan stimulan Rumah Instan Konvensional (RIKO), di Desa Persiapan Rempek Babussalam, Kecamatan Gangga, Jumat (11/1).

Ikut mendampingi Camat Gangga, Ahmad Suhadi, S.Sos, Ketua Tim Pendampingan dari Dinas PUPR, Dian R, beberapa jajaran organisasi perangkat daerah Pemkab Lombok Utara, beserta para kelompok masyarakat (pokmas) yang berada di wilayah Desa Persiapan Rempek Babussalam Gangga.

Ketua Tim Pendampingan dari PUPR Dian R, menyatakan kegiatan peletakan batu pertama di Dusun Rempek, terdapat 246 kepala keluarga (KK) yang sudah terisi rekening, namun baru 215 KK yang baru bisa dibangunkan rumahnya.

"Pada awalnya masyarakat banyak yang menolak RIKO, karena belum mengetahui seperti apa penjelasannya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya masyarakat menginginkan dibangun rumahnya," katanya.

Bupati Lombok Utara Dr H Najmul Akhyar, mengatakan dilakukannya peletakan batu pertama sebagai pertanda dimulainya pembangunan RIKO bagi masyarakat yang berada di Dusun Rempek Gangga.

"Kita ingin memastikan bahwa tidak ada proses yang tidak bisa dilalui. Selama ini, kawan-kawan pendamping adalah bagian dari upaya proses percepatan dalam membantu masyarakat," katanya.

Pokmas diadakan, kata dia, untuk menyederhanakan persoalan yang ada. Reaksi cepat dan tanggap dari kecamatan dan jarannya adalah merupakan bagian upaya dari proses percepatan.

"Kalau tidak semua bergerak, tidak akan terjadi percepatan ini. Dengan semangat percepatan mudah-mudahan kita dapat mencapai laju pembangunan yang sedang kita lakukan," ucap bupati.

Rangakaian percepatan dimulai pula dari mempermudah proses birokrasi yang ada, secara berjenjang. Mulai dari kepala dusun, kepala desa, hingga kepala dinas.

"Kalau memang masyarakat bisa kita mudahkan, mengapa harus kita persulit," ujar Najmul. (*)