Pemprov NTB respons dampak efisiensi anggaran terhadap ekonomi daerah

id Pariwisata NTB,Penghematan anggaran ,Agenda mice,efisiensi anggaran,pemprov ntb

Pemprov NTB respons dampak efisiensi anggaran terhadap ekonomi daerah

Pengunjung berada di lokasi wisata alam Pusat Rekreasi Masyarakat Sesaot di Desa Wisata Sesaot, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, NTB, Rabu (15/1/2025). Desa Wisata Sesaot yang pernah mendapatkan penghargaan 50 besar nasional Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2021 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI tersebut menyuguhkan pemandangan alam dengan mata air sungai yang jernih yang dikelola oleh Bumdes Sesaot dengan menerapkan konsep community based tourism atau yang biasa disebut sebagai pariwisata yang berbasis masyarakat di mana masyarakat Desa Wisata Sesaot ikut dilibatkan secara aktif dalam pembangunan desa. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/tom.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merespon dampak kebijakan penghematan anggaran terhadap ekonomi daerah terutama bagi sektor pariwisata dan akomodasi di Nusa Tenggara Barat.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah NTB Wirajaya Kusuma mengatakan, Nusa Tenggara Barat sangat bergantung terhadap agenda MICE yang berkaitan dengan rapat, konferensi, insentif, dan pameran untuk meningkatkan okupansi hotel.

"Sekarang dengan kondisi penghematan efisiensi dan lain sebagainya memang agak berat," ujarnya di kantor BPS NTB, Mataram, Rabu.

Wirajaya menuturkan, agenda MICE kementerian dan lembaga pusat berkontribusi terhadap geliat ekonomi daerah, termasuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Legislator minta Pemprov NTB lakukan efisiensi anggaran terkait Inpres

Pada 2025, Provinsi NTB menargetkan angka pertumbuhan ekonomi daerah berada pada posisi tujuh persen.

Menurutnya, apabila agenda MICE sepi akibat pemangkasan anggaran bisa mempengaruhi okupansi hotel, transportasi, usaha penyediaan makan dan minum, pertanian, perikanan, hingga peternakan.

Sektor usaha menjadi lesu akibat kunjungan tamu sedikit, sehingga berpotensi mempengaruhi geliat ekonomi.

Baca juga: ASN harus adaptif sikapi efisiensi anggaran

Dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi sesuai target di tengah penghematan anggaran pusat, pemerintah Nusa Tenggara Barat menegaskan upaya optimalisasi tiga lapangan usaha yang memberikan share paling besar bagi pertumbuhan domestik regional bruto (PDRB).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan IV 2024 menyebutkan tiga lapangan usaha yang berkontribusi besar terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat adalah pertanian sebanyak 20 persen, pertambangan 19 persen, dan perdagangan 14 persen.

"Ketiga lapangan usaha itu harus diperkuat agar mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat," pungkas Wirajaya.

Baca juga: Menhan Sjafrie sebut ikut dan taat mengenai kebijakan efisiensi anggaran
Baca juga: Penasihat presiden sebut KPBU bisa dukung efisiensi anggaran kementerian dan lembaga