Gubernur Iqbal ingin NTB jadi lumbung energi bersih

id nusa tenggara barat,energi baru terbarukan,energi bersih,setrum hijau,potensi ebt,gubernur ntb,lalu muhamad iqbal,energi bersih ntb

Gubernur Iqbal ingin NTB jadi lumbung energi bersih

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Jawa Timur, Selasa (17/6/2025). (ANTARA/HO-Diskominfotik NTB)

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal menginginkan daerahnya menjadi lumbung energi bersih yang dapat menerangi wilayah Bali hingga Nusa Tenggara Timur.

"Kami memiliki sinar matahari terpanjang dalam satu hari dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore. Itu menghasilkan sumber daya matahari yang luar biasa," ujarnya dalam orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dikutip di Mataram, Selasa.

Iqbal menuturkan potensi energi terbarukan yang dimiliki oleh Nusa Tenggara Barat dapat menjadi sumber listrik untuk membantu Indonesia mewujudkan target netralitas karbon pada tahun 2060.

Potensi setrum hijau paling bersumber dari radiasi matahari yang mampu memenuhi kebutuhan listrik tidak hanya di Nusa Tenggara Barat, tetapi juga bisa hingga ke wilayah sekitar.

Baca juga: PLN hadirkan Supersun di Gili Asahan, energi bersih untuk pulau terluar NTB

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB menyebutkan total potensi energi terbarukan mencapai 13.563 megawat (MW) yang terdiri dari bioenergi 298 MW, sampah kota 32 MW, angin 2.605 MW dan tenaga surya 10.628 MW.

Lebih lanjut Iqbal menyampaikan bahwa potensi energi bersih tersebut sangat signifikan jika dibandingkan dengan kebutuhan listrik di wilayah Bali hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini hanya sekitar 1,2 gigawatt.

"Artinya dengan potensi kami, suatu saat kami kalau serius menekuni ini, kami bisa menerangi Bali sampai dengan Nusa Tenggara Timur selama 12 tahun," kelakarnya.

Baca juga: PLN dan BI NTB teken MoU pemanfaatan LRUK sebagai bahan co-firing PLTU

Berdasarkan jurnal ilmiah berjudul 'Kajian Potensi Energi Surya di Provinsi Nusa Tenggara Barat' yang ditulis oleh Heri Suyanto dari Sekolah Tinggi Teknik PLN menyebutkan intensitas penyinaran matahari di Nusa Tenggara Barat rata-rata sebesar 4,52 watt per meter persegi per jam.

Data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sekarang menjadi BRIN serta Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sekarang menjadi BMKG melalui pengukuran yang dilakukan dari tahun 1965 sampai 1995 menyatakan Nusa Tenggara Barat punya intensitas radiasi matahari paling tinggi di Indonesia.

Intensitas radiasi matahari di Nusa Tenggara Barat terutama Kabupaten Sumbawa mencapai 5.747 watt hour per meter persegi, lalu diikuti oleh Jayapura di Papua dengan intensitas radiasi matahari sebesar 5.720 watt hour per meter persegi.

Baca juga: PLN NTB menghasilkan 4.205 MWh listrik bersih dengan biomassa

Per Oktober 2024, realisasi energi baru terbarukan dalam bauran energi daerah Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 23,25 persen dari target sebesar 20,99 persen dengan capaian 110,77 persen.

Capaian itu meningkat dibandingkan dengan capaian tahun 2023 yang hanya sebesar 22,43 persen. Realisasi tersebut sudah melebihi 2,26 persen dari target bauran energi tahun 2024.

Penggunaan bahan bakar nabati pada produk bahan bakar minyak jenis solar yang saat ini telah mencapai 35 persen (B35) berkontribusi hingga 48,95 persen terhadap total capaian bauran energi yang berasal dari sumber energi terbarukan.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.