PLN NTB menghasilkan 4.205 MWh listrik bersih dengan biomassa

id PLN NTB,Co Firing,Energi Bersih

PLN NTB menghasilkan 4.205 MWh listrik bersih dengan biomassa

Seorang petugas PLN menunjukkan limbah jagung yang dimanfaatkan sebagai biomassa (co firing) subtitusi batubara di PLTU Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat mampu memproduksi energi bersih sebesar 4.205 Mega Watt hours (MWh) dengan memanfaatkan biomassa sebanyak 5.923 ton pada 2022.

"Angka tersebut mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan penggunaan co firing pada 2021 sebanyak 2.139 ton yang menghasilkan energi listrik sebesar 1.596 MWh," kata General Manager PLN NTB Sudjarwo, di Mataram, Senin.

Ia mengatakan pihaknya terus menggencarkan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar substitusi, baik sebagian ataupun seluruhnya, dari batubara yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Teknologi yang disebut co-firing tersebut dilakukan untuk bisa menekan emisi karbon sekaligus turut menyukseskan pencanangan net zero emission tahun 2050 di NTB.

Sudjarwo menyebutkan sepanjang 2022 ini, pihaknya mengimplementasikan teknologi co-firing di dua PLTU, yaitu PLTU Jeranjang yang berlokasi di Desa Taman Ayu, Lombok Barat, dan PLTU Sumbawa Barat di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.

Adapun jenis co firing yang digunakan adalah sampah yang telah diolah menjadi solid recovered fuel, sekam padi, serbuk kayu, bonggol jagung dan juga serpihan atau potongan kayu (woodchip).

"Implementasi co-firing akan memberikan dampak terhadap penurunan emisi karbon. Ini merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan yang melibatkan masyarakat dalam penyediaan biomassa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," ujarnya.

Tak hanya sekedar memanfaatkan biomassa saja, menurut Sudjarwo, untuk menjamin keberlangsungan pasokan, PLN telah membangun rantai pasok biomassa. Mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengelolaan biomassa plant sampai dengan komersialisasi di PLTU PLN.

Biomassa yang saat ini dipergunakan ada lima jenis, yaitu serbuk gergaji, serpihan kayu, limbah pertanian, bonggol jagung, dan sekam padi.

PLN NTB menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah untuk pemanfaatan sampah untuk pemanfaatan tanaman energi atau serbuk kayu.

"Kami juga bekerja sama dengan masyarakat dan berbagai pihak lainnya untuk pemanfaatan jenis biomassa seperti serbuk gergaji, sekam padi, bonggol jagung dan cangkang sawit," ucapnya.

Ia mengatakan dalam menuju transisi energi bersih, PLN tidak berjalan sendiri, namun berkolaborasi dengan melakukan pemberdayaan masyarakat sehingga program itu memberikan dampak yang luar bisa bagi PLN, lingkungan dan masyarakat.

Sudjarwo menambahkan kehadiran program ekonomi kerakyatan co-firing tersebut juga merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global.

"PLN ingin berkontribusi mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi serta meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip environmental, social and governance," katanya.