Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angka kemiskinan ekstrem menurun 0,98 persen atau sebanyak 11 ribu warga telah keluar dari status miskin ekstrem.
"Angka kemiskinan ekstrem di 2025 ini mengalami penurunan cukup signifikan," kata Bupati Lombok Timur H Haerul Warisin di Lombok Timur, Rabu.
Ia mengatakan, jumlah kemiskin ekstrem di Lombok Timur sebelumnya mencapai 42.000 orang atau sekitar 3,2 persen dari total penduduk di 2024.
"Saat ini turun 0,98 persen dari total jumlah angka kemiskinan ekstrem di Lombok Timur," katanya.
Baca juga: Elpiji di dapur MBG jadi sorotan, Bupati Lombok minta Satpol PP cek
Ia mengatakan, terhadap penurunan tersebut, dirinya menekankan perlunya validasi data setiap desa “by name by address” guna memastikan ketepatan informasi terkait jumlah warga miskin ekstrem tersebut.
"Angka 11 ribu ini menunjukkan tidak lagi masuk katagori miskin ekstrem, meski demikian ini harus dilakukan validasi," katanya.
Menurut Bupati, validasi tersebut penting dilakukan, karena selama ini pengambilan data cendrung hanya berdasarkan target prosentase, tanpa memperhatikan data masyarakat secara kongkret atau "by name by addres".
"Saya telah perintahkan Sekda dan Dinas Sosial untuk berkoodinasi dengan seluruh kepala desa untuk mendapatkan data riil," katanya.
Baca juga: Lombok Timur siap wujudkan sentra agromaritim unggulan NTB
Ia mengatakan, pemerintah daerah berencana menyusun strategi penanganan kemiskinan ekstrem, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga melalui jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
"Untuk penanganan BPJS masyarakat miskin ekstrem ini nantinya, dapat ditangani Baznas Lombok Timur," katanya.
Ia mengatakan, dengan adanya kolaborasi dalam penanganan penurunan angka kemiskinan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Penurunan angka kemiskinan ini merupakan tanggung jawab semua pihak," katanya.
"Pemerintah desa harus memiliki data, mana warga yang masuk katagori miskin ekstrem tersebut," katanya.
